2.500 TKA China di Morowali, Lulusan SMA Gajinya Rp10 Juta

JAKARTA – Komisi IX DPR RI bersama Satgas Pengawasan Tenaga Kerja Asing (TKA) melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Morowali, Sulawesi Tengah.

Komisi IX dan Satgas TKA melakukan inspeksi ke PT IMIP di kompleks industri Smelter Nickel dan besi terbesar di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf Effendi mengatakan, kunker itu dilakukan untuk membuktikan apakah benar TKA dari China menyerbu atau menguasai pabrik di Morowali.

“Kami datangi semua, mulai dari kantin pekerja, Mess Pekerja China, pabrik, bahkan ruang operator,” tulis Dede Yusuf di Instagram pribadinya, @ddyusuf66, Sabtu 7 Juli 2018.

Menurut Dede Yusuf, jumlah karyawan asing di PT IMIP sebanyak 2.500 orang. Sementara pekerja lokal mencapai 28.000 orang.

“Artinya TKA tidak sampai 10% dan memiliki izin kerja yang sah. Ini dibuktikan oleh laporan pejabat Imigrasi Kemenkumham di sana,” tambah Dede.

Dikatakan Dede, mungkin dulu pada saat pembangunan smelter di awal 2014-2016 banyak TKA yang keluar masuk dengan kontrak per 2-3 bulan. Karena memang pada saat itu Indonesia belum berpengalaman membangun smelter. Setelah smelter berdiri, hanya 10 persen TKA yang tinggal untuk meneruskan transfer technologi kepada pekerja lokal.

“Mau tau berapa gaji pekerja lokal kita di sana? Lulusan SMA yang baru masuk 6 bulan rata-rata mendapat sekitar Rp4 juta. Yang sudah 2 tahun mencapai Rp8 juta hingga 10 juta/bulan,” katanya.

Saat ini, lanjut Dede, masih dibutuhkan 10.000 tambahan karyawan lagi, semuanya tenaga lokal dan lowongan terbuka bagi umum.

“Di sana saya juga mendapat penjelasan dari Bupati dan Ketua DPRD tentang pendapatan daerah dan multiplier effect ke daerah yang terasa besar. Bahkan Morowali sempat mendapat angka pertumbuhan ekonomi sebesar 35 persen, 5 besar tertinggi di Indonesia,” katanya.

Lebih jauh Dede mengatakan, jika hubungan pemda dan industri bisa berjalan baik, sangat mungkin Morowali k edepan akan menjadi kota industri metropolitan, dengan pendapatan daerah ratusan miliar setahun.

“So once again, Kami tidak menemukan serbuan TKA, yang ada justru puluhan ribu pekerja kita yang berasal dari sekitar Sulawesi. Bahkan kami juga sudah minta agar Satgas Pengawasan TKA membuka posko di sana. Agar pengawasan terpantau,” tandas Dede Yusuf.
(one/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *