Viral,Pelajar Tawuran Diperiksa

SUKABUMI -Aksi perkelahian antar pelajar SMPN 6 Kota Sukabumi dengan SMP Muhammadiyah Kota Sukabumi, yang sempat membuat viral di media sosial (medsos) setelah di fosting melalui akun facebook dan diunggah di You Tube pada beberapa waktu lalu.

Informasi yang dihimpun, video aksi perkelahian yang berdurasi sekitar 30 detik ini, diunggah di medsos dan telah menyita perhatian publik.

Bacaan Lainnya

Kepala SMP 6 Kota Sukabumi, Adis Mulyana mengatakan, pada Rabu (11/10) sekitar pukul 08.30 WIB di SMP Negeri 6 Kota Sukabumi, telah didapat informasi terkait perkelahian pelajar SMP Negeri 6 Kota Sukabumi dengan SMP Muhammadiyah Kota Sukabumi.

“Permasalahan tersebut merupakan siswa SMPN 6 Kota Sukabumi disuruh untuk berkelahi lawan satu persatu dengan siswa di SMP Muhammadiyah Kota Sukabumi.

Jadi, siswa ini bukan tawuran tapi mereka itu seperti, seolah-olah meniru yang ada di televisi. Dugaan sementara, aksi perkelahian dua antar sekolah ini, ada orang luar sekolah yang terlibat di dalamnya.

“Katanya sih alumni yang mengadukan mereka. Satu dari alumni SMPN 6 Kota Sukabumi dan satu lagi dari SMP Muhammadiyah,” jelas Adis saat disambangi Radar Sukabumi di Gedug SMPN 6 Kota Sukabumi di Jalan Pelda Suryanta No 4 Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kamis (12/10).

Kejadian tersebut, sambung Adis, pertama diketahui berawal dari bukti video perkelahian antara SMP Negeri 6 Kota Sukabumi dengan SMP Muhammadiyah Kota Sukabumi yang didapati oleh salah satu guru di SMP Negeri 6 Kota Sukabumi.

“Awalnya saya tidak tahu peristiwa ini. Namun, setelah ada laporan dan guru TU. Katanya, siswa kita viral dimedsos. Setelah itu, kemarin ada dari pihak kepolisian yang datang kesini kurang lebih ada 15 orang, untuk mempertanyakan terkait perkelahian pelajar yang viral di media sosial,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, video perkelahian yang terjadi pada Jum’at (*22/9) di Kebon Jengkol, Cijangkar, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang ini, pengakuan pihak sekolah, terjadi saat waktu istirahat sekira pukul 12.30 WIB.

“Jadi kejadiannya setelah Dzuhur, mereka ada yang jemput, oleh alumni. Setelah itu, mereka diajak ke suatu tempat tanpa ada pemaksaan lalu, berkelahi antar sekolah dengan satu lawan satu.

Jadi aksi ini, merupakan kemauan mereka. Disuruh pura-pura berkelahi. Katanya ingin disebut jagoan. Ya, ada sekitar enam siswa yang berkelahi dari SMPN 6 Kota Sukabumi dan enam siswa dari SMP Muhammadiyah Kota Sukabumi,” bebernya.

Sementara itu, Kapolsek Citamiang, AKP Wahyudi membenarkan, bahwa adanya peristiwa perkelahian antar pelajar yang telah viral setelah diunggah di medsos.

Aksi perkelahian antar siswa SMPN 6 Kota Sukabumi dengan siswa SMP Muhammadiyah Kota Sukabumi ini, sudah dilakukan pemeriksaan terhadap sekolah. Namun, waktu kemarin juga perkaranya sudah kami limpahkan ke Resort Kriminal (Reskrim) Porles Sukabumi Kota.

Untuk masalah lebih jelasnya, pelajar belum mengetahui, karena masalah ini, sudah ditangani oleh Polsek Citamiang akan terus membantu terkait penanganannya saja. Jadi kalau mau minta statmen untuk pemberitaan, harus langsung ke Polres, karena kami tidak memiliki kewenangan tanpa izin dari atasan,” imbuhnya.

Sementara itu, ketika wartawan Radar Sukabumi hendak melakukan konfirmasi kepada Satreskrim Polres Sukabumi Kota, tampak puluhan pelajar dari dua sekokah yang berbeda itu, berdatangan dengan didampingi para orangtuanya dan guru sekolahnya masing-masing.

Saat ini, kami belum bisa memberikan statmen, karena perkaranya masih dilakukan pemeriksaan lebih dalam,” pungkasnya.

Di tempat berbeda, Anggota DPRD Kota Sukabumi terlihat “berang”. Bahkan, lembaga legislatif itu berencana bakal memanggil kedua lembaga pendidikan tersebut dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kota Sukabumi.

“Ini perilaku yang tidak bermoral. Kejadian ini, tidak bisa ditoleril,” ungkap Ketua Komisi III DPRD Kota Sukabumi, Gagan Rachman Suparman kepada Radar Sukabumi, Kamis (12/10).

Menurut Gagan, ia menilai kejadian tersebut telah mencoreng dunia pendidikan di wilayah Kota Sukabumi. Pasalnya, hal itu seharusnya tidak terjadi jika pengawasan dan pembinaan dilakukan dengan sangat baik oleh kedua lembaga pendidikan tersebut.

“Jujur, ini presdien buruk untuk pendidikan kita. Karena, perilaku tauran sudah menjalan ke anak SMP. Sebagi mitra dari dunia pendidikan, kami (Komisi III, red) akan minta penjelasannya,” terangnya.

Untuk pihak sekolah yang siswanya terlibat tauran itu, lanjut Bah Gagan, dirinya mengharapkan pihak sekolah untuk segera mengambil tindakan di internalnya masing-masing. Pasalnya, kejaian ini jangan sampai terjadi kembali di dua sekolah itu.

“Panggil kedua orang tuanya masing-masing dan juga siswanya. Bila perlu, alumni kedua sekolah yang terlibat juga dipanggil, kejadian ini harus tuntas,” ujarnya.

Bah Gagan mengaku, dirinya sangat menyangkan tindak lanjut dari pihak Dinas P dan K yang dinilai lambat oleh dirinya. Bahkan, hingga sampai saat ini intansi yang mengurusi dunia pendidikan dan yang menaungi lembaga pendidikan itu belum memberikan penjelasan kepada jajarannya.

“Ya harsunya kan lebih dulu memberikan penjelasan pada kami (Komisi III, red), setelah kejadian duel itu. Tapi kan tidak dialkukan. Jadi, kita akan panggil,” tegasnya.

Sementara itu, kejadian tawuran atau duel antar siswa ini juga menjadi perhatian yang serius dari Sekretaris Daerah Kota Sukabumi, Hanafie Zain. Menurutnya, dirinya sangat menyayangkan kedian yang mencoreng duani pendidikan di wilayah yang dipimpinnya tersebut.

“Seharusnya, kejadian ini tidak terjadi ya. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Kedepan, bagimana kejaian ini tidak kembali terjadi. Saya harapkan, pihak sekolah dapat memberikan pembinaan dengan sebaik-baiknya dan pihak orang tua disekolah manapun dapat ikut mengawasi perilaku anak-anaknya,” terangnya. (cr13/Cr5/t)

(cr13/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *