Polres Sukabumi Kota Fasilitasi Informasi Untuk Penyandang Disabilitas Tunarungu

Agisna Seprilia
Agisna Seprilia saat bertugas menterjemahkan penyampaian Kapolres Sukabumi Kota AKBP SY Zainal Abidin saat konferensi pers yang berlangsung di Halaman Mapolres Sukabumi Kota, Kamis (27/1).

Berdampingan dengan Pelaku Kriminal, Jubir Isyarat Tak Gentar

Agisna Seprilia (38) seorang perempuan berada di tengah berlangsungnya konferensi pers di Halaman Mapolres Sukabumi Kota, mencuri perhatian karena memperlihatkan gerakan tak biasa.

Perempuan berpakaian serba hitam ini, berdiri di belakang Kapolres Sukabumi Kota, AKBP SY Zainal Abidin sambil membelakangi seorang pria berpakaian oranye dengan tangan diborgol.

Bacaan Lainnya

Dengan mimik muka serius, jemarinya membentuk isyarat tertentu sementara mulutnya yang ditutup face shield transparan seperti ikut berbicara, namun tidak mengeluarkan suara.

BAMBANG SURYANA, Sukabumi

Saat itu sedang berlangsung press rilis pengungkapan kasus pencurian dengan pemberatan alias curat disertai pemerkosaan dan kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur.

Dengan penuh ketelitian, bahasa isyarat disampaikan beberapa detik setelah Kapolres berbicara melalui pengeras suara.

Ternyata, Agisna merupakan seorang juru bahasa isyarat yang sedang bertugas menterjemahkan penyampaian Kapolres di tengah press rilis berlangsung.

Guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) Budi Nurani Kota Sukabumi ini sudah beberapa kali dipercaya Polres Sukabumi Kota untuk menjadi juru bahasa isyarat.

Hal ini, dilakukan agar informasi atau berita yang disampaikan dalam press rilis juga bisa dimengerti kaum disabilitas, khususnya tunarungu ketika ditayangkan di layar kaca.

“Saya sudah enam kali menjadi juru bahasa isyarat saat press rilis berlangsung di Polres Sukabumi Kota,” kata Agisna kepada Radar Sukabumi disela kegiatan, Kamis (27/1).

Selain di Polres Sukabumi Kota, lanjut Agisna, sudah beberapa kali menjadi juru bahasa isyarat di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sukabumi.

“Kalau di Polres ini pertama kali memang cukup deg-degan karena harus berhadapan langsung dengan pelaku kriminal. Belum terbiasa. Tapi karena sudah berulang kali mulai terbiasa, sudah bisa lugas lagi. Kalau di hadapan kamera sudah cukup terbiasa,” ucapnya.

Agisna mengaku, cukup menguasai bahasa isyarat karena merupakan tenaga pengajar khusus tunarungu di SLB Budi Nurani. Keseharian sebagai tenaga pengajar sudah dilakoni sejak tahun 2009.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *