Pengamat Sukabumi Sebut Awal 1 Ramadan Diperkirakan Tidak Serempak, Begini Katanya

Ketua Komunitas Falakiyah Sukabumi
DISKUSI: Ketua Komunitas Falakiyah Sukabumi (KOMFAS) Asep Deni Muttaqin saat menjadi narasumber di Podcast Radar Sukabumi beberapa waktu lalu.

SUKABUMI— Penanggalan awal bulan Ramadan 1443 Hijriah diperkirakan akan ada perbedaan. Hal itu ini dikarenakan penggunaan metode yang berbeda dalam menetapkan awal bulan hijriyah. Namun untuk perayaan Hari Idul Fitri 1443 Hijriah diperkirakan bakal serentak.

“Sebagaimana kita ketahui bahwa Muhammadiyah dalam penetapan awal bulan menggunakan sistem hisab dalam menetapkan awal bulan hijriyah sedangkan ormas lain seperti Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode rukyatul hilal yaitu observasi hilal pada tanggal 29 bulan hijriyah,” kata Ketua Komunitas Falakiyah Sukabumi (KOMFAS) Asep Deni Muttaqin saat menjadi narasumber di Podcast Radar Sukabumi beberapa waktu lalu.

Bacaan Lainnya

Menurut Deni, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 telah menetapkan bahwa tanggal 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada Sabtu 2 April 2022 Masehi. Hal ini sudah menjadi hal yang biasa seperti tahun-tahun sebelumnya di mana Muhammadiyah mengumumkan lebih dulu. Sedangkan NU dan Pesatuan Islam (Persis) putusan resminya menunggu Sidang Isbat Pemerintah yang akan dilaksanakan pada hari Jumat, 1 April 2022 atau 29 Sya`ban 1443. Di mana, setelah menerima laporan Rukyatul Hilal yang dilaksanakan di 101 Titik Pengamatan di seluruh Indonesia setelah matahari tenggelam (waktu maghrib). “Walaupun dalam kalendernya Persis sendiri menetapkan 1 Ramadan terjadi pada tanggal 2 April 2022 Masehi, “tambahnya.

Deni menjelaskan, pada Takwim Standar atau kalender Islam rujukan oleh Kementerian Agama memang tercantum 1 Ramadan 1443 jatuh pada 2 April 2022 berdasarkan ketinggian bulan, dengan perhitungan lain, di Pelabuhan Ratu sedikit di atas 2 derajat. “Dengan menggunakan kriteria lama, memang kondisi itu sudah dianggap masuk tanggal baru,” lanjutnya.

Tetapi, dengan perhitungan yang lebih akurat, misalnya dari Accurate Times, memang di kawasan barat Indonesia pun tinggi bulan pada 1 April 2021 umumnya di bawah 2 derajat yang menunjukkan tinggi bulan (Topographic Moon Altitude) kurang dari 2 derajat.

Dalam analisisnya terhadap garis tanggal saat Maghrib 1 April 2022, Deni memaparkan, posisi bulan di Indonesia telah memenuhi kriteria wujudul hilal. Sehingga berdasarkan kriteria tersebut, awal Ramadan 1443 adalah 2 April 2022. Namun jika mengunakan kriteria MABIMS, Posisi bulan belum memenuhi kriteria Rekomendasi Jakarta 2017 sehingga disimpulkan awal Ramadan 1443 adalah pada 3 April 2022.

Sebagaimana hasil Muzakarah Rukyat dan Takwim Islam negara-negara anggota MABIMS (Forum Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) di Malaysia pada 2-4 Agustus 2016 lalu telah bersepakat untuk mengubah kriteria lama dengan kriteria baru. Kriteria lama MABIMS yang dikenal sebagai kriteria (2,3,8) adalah tinggi minimal 2 derjat, jarak sudut bulan-matahari (elongasi) minimal 3 derajat atau umur bulan minimal 8 jam. “Dalam draft keputusan Muzakarah mengusulkan kriteria baru, yakni Tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Kemudian disusul Seminar Internasional Fikih Falak di Jakarta pada 28 – 30 November 2017 yang menghasilkan Rekomendasi Jakarta 2017,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *