Pemkot Sukabumi Gencar Wujudkan Jabar Zero New Stunting

Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi
Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi menghadiri kegiatan pelaksanaan intervensi spesifik pada remaja putri di SMKN 2 Kota Sukabumi sebagai upaya mewujudkan Jabar zero new stunting, Jumat (25/11).

CITAMIANG – Pemerintah Kota Sukabumi terus menggencarkan upaya penurunan angka stunting, Salah satunya dengan pelaksanaan intervensi spesifik pada remaja putri di SMKN 2 Kota Sukabumi sebagai upaya mewujudkan Jabar zero new stunting.

Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, kegiatan yang digagas oleh Puskesmas Tipar ini, sebagai upaya untuk penurunan angka stunting di Kota Sukabumi dan kegiatan ini dilakukan secara bersamaan dengan peresmian Bank Amanah SMKN 2 Kota Sukabumi.

Bacaan Lainnya

“Tentunya Pemda terus melakukan kolabroasi dengan berbagai pihak untuk inovasi dalam kesehatan, termasuk dalam penanganan stunting guna menekan angka stunting di Kota Sukabumi menurun, ”ujar Fahmi Kepada Radar Sukabumi, Jumat (25/11).

Semangatnya kata Fahmi, bagaimana mempersiapkan generasi terbaik untuk masa depan Indonesia. Inovasi yang ada memgantarkan pelajar di bangku sekolah merebut masa depan.

“Para pelajar jadi bagian penting dalam menyambut Indonesia emas pada 2045 mendatang. Terlebih menghadapi Milestones 100 tahun menuju Indonesia emas. Di mana, sejumlah masa dilewati yakni 1945, pembangunan dan stabilitas 1966 sejak 2008 transformasi dan kini menjemput Indonesia emas 2045,” ujar Fahmi.

Di tahun tersebut bukan panggung pemimpin sekarang melainkan anak-anak generasi penerus, sehingga harus mempersiapkan anak menjemput Indonesia emas di 2045 mendatang.

” Alhamdulillah Indonesia masuk G20 negara besar dunia dan peringkat 16 dunia dan ditargetkan 10 tahun mendatang masuk 10 besar dunia,” ungkap Fahmi. Ditargetkan pada Indonesia emas masuk 4 besar dunia.

Tugas orangtua saat ini lanjut Fahmi, menyiapkan anak terbaik dalam menjemput Indonesia emas. Bagaimana remaja IQ cerdas, fisik kuat, akhlak terpuji, dan spiritual kuat.

Percepatan penanganan stunting salah satunya dalam mewujudkan enpat hal itu. Di mana koordinasi dan sinergi antar berbagai pihak harus ada keterpaduan.

Stunting adalah kurang gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi sehingga pertumbuhan tidak maksimal. Bagaimana melakukan intervensi. Pertama intervensi spesifik mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting yakni spesifik melalui pemeriksaan kesehatan oleh tenaga kesehatan melalui puskesmas, rumah sakit, dan klinik.

Kedua intervensi Sensitif mengatasi penyebab yang tidak langsung harus melibatkan semua pihak terkait. Bebebrwpa faktor makanan bergizi, paling dikhawatirkan anemia dalam masa pertumbuhan anak.

Oleh karenanya dikeluarkan program pemberian tablet tambah darah (TTD), ketika gerakan dilakukan bersama sama dan berulang. Anak remaja putri usia SMP dan SMA diberikan TTD dikonsumsi bersama dan berulang sebanyak satu minggu sekali agar anak sehat menjadi lebih sehat.

”Intinya kami mempersiapkan generasi yang tidak stunting untuk anak dan keturunan,” kata Fahmi. Karena pelajar sekarang nantinya jadi ibu melahirkan anak terbaik dan kalau tidak dari sekarang anak mennjadi kurang sehat.

Anak lanjut Fahmi jadi investasi untuk masa depan negeri. Ketika berprestasi dan berkualitas pendidikan terbaik maka negeri akan maju dan sebaliknya kalau tidak berprestasi kami khwatir dengan masa depan negeri untuk jemput Indonesja emas 2045. (cr4/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *