Desember Mulai Siaga Darurat Bencana

CIKOLE — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi berencana akan menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor pada Desember 2017 mendatang. Langkah ini menyusul ditetapkannya status siaga bencana di tingkat Provinsi Jawa barat.

Kepala BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan menerangkan penetapan status siaga bencana ini berdasarkan situasi dan kondisi wilayah terutama mengenai potensi kebencanaan. Hal menentukan lainnya adalah pertimbangan perakiraan cuaca musim hujan yang akan berlangsung dari November 2017 hingga Mei 2018 mendatang.

Bacaan Lainnya

Ditambah juga dengan jumlah kejadian bencana di daerah. Sejauh ini kejadian bencana di Kota Sukabumi sepanjang kurun waktu Nopember ini masih bisa ditangani. “Untuk wilayah Kota Sukabumi, intensitas hujan masih ringan dan tidak setinggi daerah lain yang telah lebih dahulu menetapkan status siaga bencana,” jelas Asep kepada Radar Sukabumi, Jumat (25/11).

Kendati intensitas hujan masih terbilang ringan, namun BPBD akan melakukan upaya antisipasi, terutama menghadapi bulan Desember mendatang. Untuk hal tersebut, saat ini BPBD tengah menyiapkan draf terkait penetapan status siaga darurat bencana yang meliputi data jumlah kejadian dan prakiraan cuaca dari BMKG yang selanjutnya akan diserahkan kepada pimpinan daerah sebagai bahan pertimbangan penetapan status.

Berdasarkan data BPBD, kasus bencana alam di Kota Sukabumi sejak Januari hingga Oktober 2017 silam tercatat sebanyak 123 kali peristiwa. Dari ratusan kejadian alam tersebut, paling mendominasi adalah tanah longsor.

Sementara itu Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami menerangkan jenis bencana yang telah melanda wilayahnya selama ini meliputi bencana kebakaran, banjir bandang, tanah longsor, angin topan, gempa bumi, dan cuaca ekstrem.

Rinciannya, bencana tanah longsor sebanyak 39 kasus, cuaca ekstrem sebanyak 26 kasus, kebakaran sebanyak 19 kasus, gempa bumi sebanyak 18 kasus, banjir bandang sebanyak 17 kasus dan angin topan sebanyak empat kasus.

Zulkarnain mengungkapkan kasus bencana alam tersebar di tujuh kecamatan. Di mana kejadian bencana terbanyak berada di Kecamatan Cikole yakni 35 kali peristiwa bencana yang meliputi 14 kali bencana longsor dan 11 kasus kebakaran, lima bencana banjir, bencana cuaca ekstrem sebanyak empat kali dan satu bencana lainnya berupa angin topan. (cr11/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *