Orang Tak Dikenal ‘Teror’ Ponpes Al-Islamiyah

SUKABUMI – Penyerangan terhadap ulama yang belakangan ini terjadi di beberapa daerah, membuat keresahan dilingkungan masyarakat khususnya para santri. Kondisi ini pun yang dilakukan warga di Kelurahan Sudajaya, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi.

Merasa curiga dengan keberadaan orang tak dikenal di lingkungan Pondok Pesantren Al-Islamiyah, warga langsung melaporkanya ke pihak kepolisian. Dari informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, penangkapan terjadi pada pukul 21.30 WIB, Senin (5/2) lalu.

Bacaan Lainnya

Saat itu, warga yang mencurigai gerak-gerik pria tak dikenal tersebut, mengundang perhatian para santri dan langsung menghampirinya untuk menanyakan identitas. Namun, pria ini tidak memiliki identitas juga tak dapat menerangkan asal usulnya.

Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro menjelaskan, keterangan saksi, pria tersebut datang dengan berjalan kaki ke depan pesantren dan sempat membuka baju. Saat dilihat oleh salah seorang santri, dia langsung memakainya lagi lalu duduk di tangga WC. “Ketika ditanya, jawaban pria ini selalu berubah-ubah. Ditanya tujuannya datang ke pesantren, pria tersebut mengatakan mau mencari adiknya. Ditanya lagi, katanya mau belajar mengaji. Makanya pihak Ponpes lapor ke kami,” jelas Susatyo kepada Radar Sukabumi, kemarin (6/2).

Diterangkannya, pria tersebut ini sempat memberikan keterangan mempunyai keluarga. Tetapi, saat ditelusuri alamatnya sesuai yang disampaikan, ternyata bukan keluarganya. “Sudah empat rumah kita sambangi sampai pukul 02.00 WIB, semuanya tidak mengenali pria mister X ini,” terangnya.

Kini, pria tersebut sudah diserahkan ke RSUD R Syamsudin SH untuk mendapatkan pemeriksaan kondisi kejiwaannya. “Tengah ditangani ahli jiwa untuk memastikan apakah pria ini benar-benar gila atau hanya pura-pura,” sahutnya.

Pihak kepolisian akan terus berupaya mendata dan mengawasi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Sukabumi. Terutama yang tak memiliki keluarga. “Kami sudah mengintruksikan kepada semua polsek di wilayah hukum Polres Sukabumi Kota, untuk mendata serta mengawasi ODGJ. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan terjadi,” imbuh Susatyo.

Ia mengimbau, masyarakat agar tak terprovokasi atas informasi di luaran. Khususnya mengenai isu orang gila yang menyerang ulama. “Jangan terprovokasi atas informasi di luaran sehingga tidak berkembang menjadi kontradiktif,” pintanya.

Sementara itu, Pimpinan Ponpes Al-Islamiyah, Faturahman memaparkan, pada prinsipnya berpikir praduga tak bersalah. Akan tetapi, tetap harus waspada agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan. “Makanya kami melaporkannya ke Polisi dan dari semalam, kami bersama kepolisian langsung menanganinya,” ujarnya.
Fatur mengingatkan, apabila dalam situasi yang sama di daerah lain, agar secepatnya melaporkan ke aparat penegak hukum. “Gila tidaknya dokter yang memutuskan. Tapi yang jelas, masyarakat jangan terprovokasi demi menjaga keamanan serta kondusifitas khususnya di Kota Sukabumi,” tuturnya.

Sementara itu, Sekertaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi, Muhamad Kusoy mengulas, pada akhir-akhir ini para ulama tengah dihadapkan dengan beberapa permasaahan. Seperti, ajaran sesat, undang-undang LGBT, menghadapi Pilkada dan saat ini menghadapi orang gila. “Kami menghimbau pada ulama jangan merasa diancam, jangan takut dan jangan khawatir. Kita harus menunjukan Sukabumi yang ramah, tentram dan aman,” singkatnya. (cr16/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *