KPA Kota Sukabumi Temukan 89 Kasus HIV

Sekertaris KPA Kota Sukabumi, Fifi Kusumajaya.

SUKABUMI — Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi menyebutkan, sepanjang tahun 2020 terdapat 89 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan didominasi kalangan Laki-laki Suka Laki-laki (LSL).

Sekertaris KPA Kota Sukabumi, Fifi Kusumajaya mengatakan, kebanyakan pengidap HIV ini merupakan warga yang berasal dari luar daerah. “Sebanyak 70 persen warga luar daerah dan sisanya warga Kota Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Adapun pengidap HIV ini didominasi usia mulai dari 25 tahun sampai 49 tahun dan yang ke dua dari usia 15 tahun sampai 24 tahun. Di usia ini memang beresiko tinggi,” kata Fifi kepada Radar Sukabumi, Selasa (6/10).

Menurutnya, sejauh ini penderita HIV dan AIDS sudah ditangani dengan melakukan terapi menggunakan obat Antiretroviral (ARV) yang dalam terapinya didampingi langsung Lembaga Swadaya Masyarakat Lensa Sukabumi sebagai mitra KPA.

“Pendampingan kepada ODHA ini perlu agar mereka tetap semangat dan yang terpenting tidak ada niatan untuk menyebarkan virus mematikan tersebut,” paparnya.

Tak hanya itu, KPA juga memberikan bantuan terapi serta untuk menekan angka kasus penyebaran penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan menggerogoti sistem imun tubuh manusia ini juga secara rutin melakukan sosialisasi atau penyuluhan pencegahan HIV dan AIDS.

“Kami melibatkan komunitas peduli HIV AIDS untuk melakukan penjangkauan terhadap ODHA yang belum terdata dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap komunitas kunci seperti LSL, wanita pekerja seks (WPS) pengguna narkoba suntik dan lain-lain,” ujarnya.

Di tengah masa pandemi Covid-19 ini, sambung Fifi, KPA Kota Sukabumi tidak kehabisan akal untuk tetap menyampaikan sosialisi bagi para pelajar tentang HIV/aids. Misalnya saja, dengan cara menyebarkan video pencegahan penyebaran HIV/Aids untuk pelajar dan mahasiswa.

“Awalnya kami akan mensosialisasikannya melalui program KPA go to School dan KPA go to campus. Tapi karena situasinya berbeda kita mengalihkannya melalui penyebaran video edukasi tentang bahaya HIV,” ungkapnya.

Adapun, sasaran dari penyebaran video itu yakni milenial yang didominasi pelajar dan mahasiswa. Tetapi, pendistribusian tetap melalui aktivis KPA di kampus maupun sekolah. “Videonya kami sebarkan dalam bentuk flashdisk . Isinya tayangan virtual tentang pencegahan dan bahaya virus HIV,” tutupnya. (bam/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *