3.000-an Pelajar jadi Korban HIV

SUKABUMI – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat, hingga tahun 2017 sedikitnya 29.000 orang terjangkit virus HIV/AIDS.

Ironisnya, dari jumlah tersebut, sebanyak 15 persen atau sekitar 3.000 orang kelompok 24 tahun ke bawah atau berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa dinyatakan positif HIV.

Terjangkitnya virus mematikan ini, diakibatkan tingginya kasus seksual dan narkoba suntik dikalangan pelajar dan mahasiswa, sehingga hal demikian harus segera diatasi.

Hal ini ditegaskan Kepala Sekertariat KPA Jabar, Iman Teja Rahmana. Menurutnya, dari jumlah kalangan pelajar dan mahasiswa ini, semuanya positif HIV.

Hal itu dibuktikan dari beberapa pemeriksaan dan analisa yang dilakukan di sejumlah wilayah di Jabar. “Bukan ada faktor keturunan, melainkan murni melakukan sex diluar nikah dan sering berganti pasangan serta menggunakan nakoba suntik,” beber Iman kepada Radar Sukabumi disela-sela acara deklarasi resolusi pemuda milenial di Gedung Serbaguna Kodim 0607/Sukabumi, kemarin (30/10).

Guna mengantisipasi penyebarannya, KPA se-Jawa Barat pun terus melakukan edukasi dan mendorong tes HIV kepada siapa saja yang merasa sudah melakukan hal beresiko tersebut. “Pemeriksaan ini berlaku juga untuk para pelajar.

Tetapi untuk masuk ke sekolah-sekolah, belum dilakukan, karena menghindari beberapa faktor yang tidak dikehendaki,” timpalnya.

Diungkapkan Iman, sejauh ini angka pengidap HIV masih didominasi usia 24-40 tahun, dengan jumlah persentase sekitar 60 persen. Sisanya pada usia lanjut dan pelajar.

Kondisi ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bersama, agar mengikis penyebaran penyakit mematikan ini. “Dari 29.000 pengidap HIV, 7.000 orang diantaranya sudah terjangkit AIDS,” terang pria berkacamata itu.

Sementara itu, dalam rilis yang disampaikan, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Barat, Achmad Hadadi menyampaikan, diperlukan upaya strategis untuk meningkatkan pemahaman pelajar mengenai isu pencegahan HIV/AIDS dan meningkatkan kesadaran dikalangan pelajar tentang rasa nasionalisme kebangsaan.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini (resulusi pemuda miledial), dapat mengikis penyebaran virus mematikan dikalangan pelajar dan memberikan bekal dalam mencegah penularannya,” tukas Hadadi. (why)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *