Melihat Unit Pelatihan Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Pabuaran

foto:hiti robiah/radarsukabumi PELAYAN KESEHATAN PUSKESMAS PABUARAN: dr Eri Dammam Pambudi tengah foto bersama seluruh pegawai di kantor Puskesmas Pabuaran, belum lama ini.

RADARSUKABUMI.com – Peduli akan penyakit Tubberculosis (TB) yang terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya, Puskemas Pabuaran lahirkan inovasi Jamali TB (Jadikan Masyarakat Peduli TB) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit menular TB ini.

Laporan Hiti Robiah

Kepala Puskesmas Pabuaran dr Eri Dammam Pambudi, menjelaskan setiap harinya ada 100 jiwa sampai 150 jiwa pasien yang berobat ke Puskesmas Pabuaran.Menurut dr Eri, di Puskesmas Pabuaran terdapat 10 penyakit dengan jumlah terbanyak di 2018 yakni Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Akut tidak spesifik, diare, nasofaringitis akuta, scabies, gejala dan tanda umum lainnya, demam, influenza, dermatitis lain, dan juga Tubberculosis (TB).

Semua ditangani pihaknya melalui profesional para karyawan Puskesmas Pabuaran.Inovasi pelayanan yang kini berjalan di Puskesmas Pabuatan ada empat kegiatan. Yakni Jamali TB (Jadikan Masyarakat Peduli TB), Kartu Tunggu Sehat (KTS), SaBaKoTa dan Radar PTM (Penyakit Tidak Menular).

Jamali TB tercipta karena banyaknya dan meningkatnya penderita TB di kawasan Kelurahan Nyomplong dan juga Kelurahan Warudoyong, Kecamatan Warudoyong.Jamali TB dapat langsung di akses melalui Grup WA yang mencakup lintas sektor, baik dari kader, masyarakat serta pihak Puskesmas Pabuaran.

Jamali TB memiliki beberapa kegiatan, yang pertama yaitu kegiatan ketuk pintu pasien TB dengan cara petugas mendatangi pasien dan keluarganya untuk memotivasi pasien agar mau melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke Puskesmas Pabuaran, lalu ketika pasien yang sedang menjalani pengobatan setiap harinya akan mendapatkan reminder dari petugas agar minum obat secara teratur serta sesuai jadwal, dan juga kader bisa melaporkan apabila selama meminum obat ada keluhan-keluhan dari warga tersebut.

Dirinya pun meminta warga masyarakat agar memahami gejala penyakit TB, seperti paparan berikut ini. Mengalami batuk berkepanjangan lebih dari tiga minggu, batuk berdarah, penurunan berat badan, nyeri dada atau sesak nafas, demam gulang timbul, dan warga mampu curiga positif TB pada warga yang diketahui terjadi demam lebih dari tiga minggu tanpa sebab yang jelas dan yang terakhir berkeringat di malam hari meski tidak kegerahan.Berikutnya terdapat inovasi KTS (Kartu Tunggu Sehat).

Menurutnya, pasien yang telah mendapat nomor kartu antrian dan di saat masih menunggu mendapatkan pelayanan, pasien dapat sambil melihat dan membaca topik ihwal kesehatan dan penyakit yang berasa di belakang kartu tersebut yang disertai dengan visual gambar sehingga mudah dimengerti.Berikutnya ada Radar PTM (Penyakit Tidak Menular). Inovasi untuk meningkatkan cakupan pelayanan PTM di wilayah Puskesmas Pabuaran, yakni dengan melakukan pelayanan di dalam gedung maupun di luar gedung.

“Kegiatan di luar gedung kita melakukan pemeriksaan gula darah, asam urat, kolesterol dan tekanan darah baik di kantor kelurahan, kantor kecamatan, posyandu atau sektor swasta seperti pabrik-pabrik di sekitar Nyomplong, Minimarket, dan di Lapas Nyomplong.

Inovasi yang terakhir yakni penyuluhan di dalam gedung oleh dokter internship yang bertugas di Puskesmas Pabuaran. Dikenal dengan nama SaBaKoTa (Selasa Sabtu Bahas Kesehatan Secara Merata). Penyuluhan ini terkait masalah penyakit dan masalah kesehatan yang diberikan sebelum mulai pemeriksaan rawat jalan di Puskemas Pabuaran.

 

(cr5/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *