“Konsumsi Gula Berlebih dan Anak Hiperaktif”

RADARSUKABUMI.comPADA jaman sekarang begitu banyak aneka ragam jenis makanan pilihan bagi anak anak kita.Pada saat kita kurang begitu mengetahui kandungan gizi makanannya serta jumlah kalori yang cukup bagi anak terkadang sangat khawatir terjadi gangguan akibat dari konsumsi makanan tersebut, salah satunya adalah permen.

Bahkan beberapa orang tua menjadikan permen sebagai salah satu cara untuk mengalihkan anak yang sedang rewel. Sebaiknya anda tidak menjadikan permen untuk mengalihkan kondisi rewel menjadi nyaman pada anak, salah satu alasannya dikarenakan hal ini akan menjadi ketergantungan dan menjadikan permen sebagai kenyamanan bagi anak.

Bacaan Lainnya

Yang harus diperhatiakan juga Faktorlain yang harus anda pertimbangkan ketika permen dijadikan alat untuk pangalihan kondisi anak adalah kandungan bahan-bahan yang di dapat permen tidak selamanya aman untuk kesehatan anak. Permen atau sejenis gula-gula memiliki bahan dasar utama yaitugula, pewarna dan air.

Berbagai macam permen tersedia, beranekaragam rasa, warna dan juga tekstur. Permen sudah ada sejak dulu kala, walaupun dahuluhanya sebatas gumpalan madu kering kemudian mengalami perkembangan pertama kali oleh salah seorang warga negara Belanda pada tahun 1828 yang bernama permen coklat. Sehingga tidak heran jika permen dijadikan salah satu kenyamanan untuk anak sejak dahulu kala yang telah menjadi kebiasaan di masyarakat.

Secara Psikologis Apakah Aman ketika permen dijadikan salah pengalihan kondisi anak, betulkah konsumsi permen yang mengandung gula berlebih akan menyebabkan anak hiperaktif ?Makanan manis tidak saja terdapat daripermen, beberapa makanan yang disukai oleh balita seperti coklat, minuman kemasan dan lain-lain mengandung kandungan gula yang menyebabkan pengaruh buruk pada kesehatan.

Salah satu penelitian yang dilakukan di Boston, Amerika Serikat menyatakan bahwa sugar rush dapat diderita anak-anak, yaitu mereka yang mengkonsumsi makanan dengan indeks glimeks tinggi. Makanan berindeks glimeks yang tinggi dapatmeningkatkan kadar gula di dalam darah dengan cepat, meskipun tidak akan lama. Kenaikan gula darah yang dialami oleh anak-anak akan memberikan dorongan energy dan membuat anak menjadi kesulitan untuk memfokuskan perhatian. Betulkah terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis dapat menyebabkan anak hiperaktif ?

Hiperaktif merupakan gangguan tingkah laku abnormal yang disebabkan karena gangguan fungsi neurologi sehingga kesulitan dalam memusatkan perhatian. Salah satu penyebabnya dikarenakan adanya kerusakan kecil pada saraf, pusat dan otak sehingga konsentrasi menjadi sulitdikendalikan.Adapun pendapat dari The American Dietetic Association (ADA) bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif dikarenakan banyakmengkonsumsi makanan manis.

Adapun anggapan yang menghubungkan makanan manis dapat membuat anak hiperakif timbul dikarenakan beberapa anak yang mengkonsumsi makanan manis di acara pesta menjadi cenderung berperilaku aktif, jelas saja ini tidak dapat disimpulkan bahwa sugar rush (makanan dengan indeks glisemik tinggi) dapat mengakibatkan anak hiperaktif. Dari pada anda menyalahkan gula sebagai penyebab hiperkatif sebaiknya anda memeriksa lingkungan sekitar anda, salah satunyaadalah faktor yang menyebabkan anak menjadi overstimulasi.

Walaupun mengkonsumsi gula tidak akan mempengaruhi perilaku anak menjadi hiperaktif akan tetapi beberapa anak mungkinakan menjadi sensitive terhadap gula dibandingkan dengan anak lainnya. Penelitian menemukan bahwa kecenderungan perilakusepertikurangnya kosentrasi dan kemampuan belajar akan dialami oleh anak yang sensitive terhadap gula apabila mengkonsumsi pada jumlah yang sangatbesar.

Sayangilah anak-anak anda, Terlepasdariitusemua, sebaiknya anda sebagai orang tuamembatasimakanandanminuman yang terlalu manis untuk menjaga kesehatananak anda, terutama kesehatan gigi.

Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang manis akan menyebabkan anak menjadi malas makan, terutama buah-buahan dan sayuran karena sudah terbiasa makan yang manis.Ini akan menjadi salahsatu faktor penghambat pertumbuhan anak-anak kita. (*)

 

Oleh : Gema Kriesma, AMKep
Petugas Promkes Puskesmas Limbangan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *