Kendalikan Risiko Gangguan Jantung dan Pembuluh Darah, Mengakrabi Makanan Berbasis Nabati,

Prof Dr Apt Mangestuti Agil MS
Guru Besar Botani Farmasi dan Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Prof Dr Apt Mangestuti Agil MS

Oleh:
Prof Dr Apt Mangestuti Agil MS
Guru Besar Botani Farmasi dan Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Kanal Kesehatan Prof Mangestuti

RADARSUKABUMI.com – Penyakit mulut dan kuku (PMK) sedang mewabah. Yang diserang adalah hewan berkuku belah. Termasuk sapi, kerbau, domba, dan kambing. Memang tidak menular pada manusia, tapi kualitas dagingnya pasti mengkhawatirkan. Apakah ini pertanda kita perlu rehat sejenak dengan tidak makan daging? Artinya, sudah tiba saatnya kita mencoba ’’plant-based food’’, alias pangan berbasis nabati.

Bacaan Lainnya

ISTILAH populernya vegetarianism. Ini adalah pola makan yang utamanya berasal dari bahan nabati. Mulai buah, sayuran, biji-bijian, hingga kacang-kacangan. Ada vegetarian yang murni hanya makan bahan nabati. Tapi, ada pula yang masih mengombinasikan dengan produk hewani.

Dari catatan sejarah, diketahui praktik vegetarian sudah berlangsung berabad lamanya dan masih bertahan hingga kini, seperti di India dan Jepang. Dalam budaya Jawa, praktik makan bahan nabati dikenal dengan sebutan ’’ngrowot’’ (makan umbi-umbian), ’’ngalong’’ (makan buah-buahan), dan ’’ngidang’’(makan de daunan).

Praktik itu merupakan bagian dari tradisi yang di lakukan pada saat tertentu. Misalnya, sebelum hingga sesudah hari kelahiran dalam hitungan Jawa.

Selain bagian dari tradisi, orang Jawa memang sudah terbiasa mengonsumsi aneka pangan nabati. Makan pucuk muda rimpang kunyit dan kencur mentah langsung sehabis dipetik dilakukan secara rutin. Daun berwarna hijau gelap seperti kenikir dan pepaya menjadi lalapan wajib.

Produk berbahan kedelai seperti tahu dan tempe adalah makanan sehari-hari untuk melengkapi kebutuhan nutrisi. Semua itu adalah bahan nabati kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan serat.

Ada zat kandungan fito seperti asam fenolat dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan untuk kesehatan sel.

Hasil studi juga sudah membuktikan kekurangan buah dan sayur erat hubungannya dengan berbagai penyakit.

Kecukupan buah dan sayur erat berkaitan dengan menurunnya risiko serangan penyakit jantung dan stroke. Hal itu erat berkaitan dengan terdapatnya asam lemak tidak jenuh ganda yang terkandung dalam pangan nabati. Yakni, jenis asam lemak yang dapat menurunkan kadar lemak jahat (LDL) dan meningkatkan lemak baik (HDL).

Sedangkan pangan hewani mengandung asam lemak jenuh yang berisiko memicu gangguan jantung. Rekomendasi Badan Kesehatan Dunia adalah 400 gram (5 porsi) buah dan sayur per hari. Ini tidak termasuk kentang dan umbi yang mengandung tepung.

Flexitarian Diet Mengubah kebiasaan makan daging bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Selain itu, praktik diet pangan nabati tidak selalu mudah. Diperlukan perencanaan yang matang agar ke kurangan protein dan vitamin yang mungkin terjadi dapat dicegah.

Salah satu solusinya melalui program ’’Flexitarian diet’’. Asal katanya adalah ’’flexible’’ dan langsung dihentikan.

Cara tersebut bisa membantu mencegah kekurangan vitamin dan mineral yang mungkin terjadi, termasuk vitamin B12 dan zat besi yang bersumber dari hewan.

Manfaat diet kombinasi itu sudah diteliti peneliti Fin lan dia. Studi dilakukan pada sub jek manusia sehat yang dibagi dalam berbagai kelompok. Setiap kelompok menerima diet kombi nasi bahan hewani dan nabati dalam ber bagai perbandingan.

Diet nabati terdiri atas biji-bijian dan kacang-kacangan yang kaya protein, lemak nabati ti dak jenuh ganda, vitamin, mi neral, dan serat.

Penelitian membuktikan bah wa terjadi peningkatan asup an serat, perbaikan kualitas lemak darah karena berkurangnya asupan asam lemak jenuh yang berasal dari hewan, dan meningkatnya asupan asam lemak tidak jenuh nabati.

Itu adalah bukti bahwa perubah an komposisi asam lemak bisa memperbaiki profil li poprotein darah. Yakni, meningkatnya lemak baik dan menurunnya lemak jahat.

Studi itu membuktikan bahwa diet kombinasi bisa memberikan alternatif cara penggunaan diet rendah pangan hewani.

Diet Okinawa Penduduk Okinawa populer karena panjang usia. Diet Okinawa berbasis nabati berkontribusi pada usia penduduk yang mencapai lebih dari 100 tahun. Didukung lingkungan yang sehat, mereka menganut diet yang diklaim sehat.

Variasi atau jenis makanan sangat beragam, terutama sayuran. Konsumsi buah dan sayuran yang beraneka warna paling sedikit 5 porsi setiap hari. Biji-bijian yang jad sumber karbohidrat, lemak nabati, dan protein tetap ada dalam menu harian.

Masyarakat Okinawa mengenal 15 macam makanan yang berkhasiat sebagai antioksidan, yang mewarnai kehidupan mereka sehari-hari. Di antaranya, tahu, miso, tuna, wortel, pare, rumput laut, kubis, bawang merah, kecambah, labu, kacang hijau, ubi jalar, dan merica.

Jenis makanan semacam itu di pandang sebagai kunci utama dalam mempertahankan vitalitas dan kesehatan umum sel. Asupan gula, garam, daging, dan ikan sangat terbatas.

Hasil studi memang membuktikan bahwa gangguan kesehatan seperti diabetes tipe 2, inflamasi, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan faktor risiko metabolik yang berkaitan dengan kanker dapat diturunkan melalui diet tersebut.

Yang tak kalah penting adalah peran teh sebagai minuman sehari- hari.

Masyarakat Okinawa meyakini khasiat teh melati, yaitu campuran teh hijau dan bunga melati, sebagai an tioksidan yang kuat. (*)

BAHAN-BAHAN UNTUK DIET NABATI

  • Utamakan buah dan sayur yang kaya kandungan zat antioksidan yang berwarna merah, ungu, dan oranye. Di antaranya, wortel, tomat, ubi jalar ungu, dan labu kuning.
  • Labu kuning dan ubi jalar cukup dikukus tanpa penambahan apa pun.
  • Wortel dan tomat yang sudah dicuci, diiris, dan diblender disarankan langsung diminum 200 ml setiap hari.
  • Sayuran sumber antioksidan pilihan, antara lain, daun kenikir, brokoli, kecambah, dan bayam. Hidangkan bumbu tradisional seperti pecel atau urap-urap. Jangan gunakan salad dressing modern.

PERHATIKAN

  • Pilih buah dan sayur yang segar. Jangan menyimpan bahan terlalu lama di dalam kulkas.
  • Bagi yang sudah mengalami masalah kesehatan, saran ahli gizi sangat diperlukan agar hasilnya optimal.Khusus orang dengan
  • masalah lambung,sebaiknya berkonsultasi lebih dulu dengan dokter.

Dari berbagai sumber

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *