Tubuh Atlet Berprestasi Asal Cibadak Membusuk

TAK BERDAYA: Kondisi Hari Kumbara (23), warga Kampung Leuweungdatar, RT 03/05, terbaring di RSUD Sekarwangi.

RADAR SUKABUMI – Hari Kumbara (23), atlet berprestasi asal warga Kampung Leuweungdatar, RT 03/05, Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak kini kondisinya memprihatinkan. Tubuhnya lumpuh total setelah ia tertimpa pohon tumbang pada 2014 silam. Anak pasangan Ratmini (61) dan Watiman (70) sekarang dirawat di RSUD Sekarwangi.

Untuk diketahui, Hari merupakan atlet lempar lembing, tolak peluru, lempar cakram dan lari estafet 100 meter. Ia sempat mengharumkan Sukabumi pada Kompetisi Olahraga Pelajar Daerah (Kopda) serta Juara IV Lempar Martil pada Kejurnas beberapa tahun lalu. Namun kini, ia hanya bisa terbaring tanpa bisa melakukan aktivitas.

Bacaan Lainnya

Cita-cita menjadi atlet profesional dan membanggakan daerah pun nampaknya pupus sudah. “Sekarang kondisinya tak berdaya setelah kecelakaan itu,” ujar sang ibu, Ratmini kepada Radar Sukabumi, kemarin.

Menurut Ratmini (61), Hari mengalami kecelakaan saat hendak berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Namun nahasnya, ketika melintas Jalan Bayangkara Kota Sukabumi, tiba-tiba pohon patah dan menimpa punggungnya. Seketika, Hari pun terjatuh layu. “Akibat kejadian itu, anak saya ini patah tulang dan mengalami lumpuh total,” akunya.

Karena kelumpuhan itu, semakin hari tubuh Hari pun banyak berlubang hingga akhirnya membusuk. Ia menduga, kondisi itu akibat anaknya hanya bisa terbaring lemas dan tidak bergerak sama sekali. “Lubang di sekujur tubuhnya itu semakin busuk, tak tega saya melihatnya,” ujarnya.

Meskipun kondisinya demikian, wanita yang berprofesi sebagai paraji tersebut mengaku tak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa pasrah kepada Sang Khaliq. Terlebih, kondisi ekonomi yang sangat terbatas ini membuatnya tak bisa membawa hari ke rumah sakit lain lagi. “Saya berharap ada bantuan dari pemerintah ataupun para dermawan untuk membantu menopang biaya pengobatannya,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sukasirna, Deni Riswandi menuturkan, pemerintah desa hanya bisa membantu memfasilitasi pengobatan Hari supaya mendapatkan BPJS Kesehatan. “Kami hanya bisa membantu memfasilitasinya untuk pengobatan dengan menggunakan BPJS Kesehatan, kalau bantuan yang lainnya kami tidak bisa berbuat banyak,” singkatnya. (Bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *