Situ Dewa Dewi Cipiit Sukabumi Diserbu Ribuan Wisatawan

Situ-Dewi-Cipiit
Sejumlah wisatawan saat memancing ikan sambil menikmati keindahan panorama alam di kawasan wisata Situ Dewa Dewi Cipiit, Kampung Rawaseel, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah pada Jumat (12/05).

SUKABUMI – Libur lebaran Idulfitri 1443 Hijriyah memberi berkah kepada objek wisata alam Situ Dewa Cipiit. Berada di Kampung Rawaseel, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah, okupansi wisata Situ Cipiit meningkat hingga 30 persen.

“Berdasarkan data yang kami catat, untuk jumlah pengungjung sepanjang libur lebaran panjang tahun ini, ada sekitar 1.711 wisatawan yang datang ke sini,” kata Pengelola Wisata Alam Situ Dewa Dewi Cipiit, Ade Sopyan kepada Radar Sukabumi pada Jumat (13/05).

Bacaan Lainnya

Ribuan wisatawan tersebut, sambung Ade, bukan hanya berasal dari wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi saja. Tetapi, tidak sedikit juga mereka yang datang dari luar daerah. Seperti Bekasi, Cianjur, Bogor, Bandung, Palembang dan lainnya.

“Luas lahan di kawasan wisata ini, ada sekitar 7 hektare. Di sini juga terdapat berbagai fasilitas. Seperti kamar mandi, mushola, gajebo, wahana air, perahu, bebek gowes, motor mini, ATv, camping ground, swa foto dan lainnya,” ujarnya.

Para pelancong yang datang pun mempunyai alasan yang berbeda-beda. Namun mayoritas mereka memilih mendatangi kawasan wisata alam milik Perhutani agar mereka bisa menikmati sejuknya udara serta berjejernya pohon pinus.

“Selain itu, para wisatawan juga bisa menikmati wahana situ. Mereka selain bisa bermain wahana air, juga tidak sedikit yang melakukan mancing di situ itu,” paparnya.

Setiap pengunjung yang datang ke lokasi kawasan wisata alam ini, dikenakan tarif masuk sebesar Rp5 ribu per orang. Sementara, untuk bermakn wahana air maupun camping di lokasi kawasan wisata dikenakan tarif Rp10 ribu per orang dalam setiap orangnya.

“Namun, untuk sepanjang momen lebaran harga tiket masuknya naik menjadi Rp7.500 per orang dan belaku sampai 16 Mei 2022. Kawasan wisata ini, dikelola dengan kerjasama anatara pihak perhutani dan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH),”pungkasnya. (den/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *