Ratusan Hektare Sawah Terancam Gagal Panen

SUKABUMI – Ratusan hektare sawah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, terancam gagal panen. Penyebabnya, selain karena tanggul irigasi Sungai Cicatih yang jebol pada musim hujan lalu, juga diduga karena dampak dari aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidrolik (PLTMH) yang dilakukan PT Bias.

Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, saluran irigasi yang jebol itu selama ini digunakan warga untuk menyalurkan air dari Sungai Cicatih ke sawah warga. Sedikitnya, 300 hektare sawah mengandalkan air dari irigasi ini.

Bacaan Lainnya

Seorang warga Kampung Cibuluh, RT 2/4, Desa Sukamaju, Aih (45) mengatakan, jebolnya irigasi cicatih dengan lebar tiga meter dan panjang tujuh meter itu, diduga akibat tidak terawatnya saluran irigasi. Sehingga, saat hujan turun, volume air yang terus meningkat membuat tembok irigasi tak kuat menahan tekanan air.

“Lumpurnya banyak, seperti tidak dirawat. Otomatis, ketika hujan turun, airnya meluap dan menekan tembok irigasi hingga jebol seperti ini,” ujar Aih kepada Radar Sukabumi, kemarin (2/8).

Menurut Aih, irigasi yang sekarang rusak itu tidak hanya mengairi pesawahan yang ada di Desa Sukamaju, melainkan juga pesawahan yang ada di Desa Cimanggu, Kecamatan Cikembar.

Akibat dari tidak berfungsinya irigasi, kini ratusan hektare sawah terancam gagal panen.

“Sudah berlangsung tiga musim, sawah petani di Kedusunan Tegalpanjang tidak bisa ditanami padi akibat kekeringan ini. Jelas ini sangat merugikan petani. Saluran irigasi ini harus segera diperbaiki,” tandas Aih yang diamini Adang (45), tetangganya.

Sementara Adang menambahkan, tersendatnya saluran irigasi Cicatih itu, selain karena tanggulnya yang jebol, juga diduga kuat dampak dari aktivitas PLTMH yang dilakukan PT Bias.

Pasalnya, sebelum ada pembangunan PT Bias, air selalu mengalir dengan normal ke sawah warga.

“Sebelum PT Bias ini membangun PLTMH di irigasi Cicatih, air selalu mengalir normal mengairi lahan pertanian. Namun, setelah adanya ini, saluran air jadi tersendat,” singkatnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sukamaju, Anang menjelaskan, sedikitnya, 300 hektare sawah di Kedusunan Tegalpanjang dan Jaya Bakti telah mengalami gagal panen.

Sebab, pasokan air untuk mengairi lahan tersebut tidak berjalan maksimal lantaran jebolnya tembok irigasi. Ia mencatat, sejak 2014, irigasi itu sudah dua kali mengalami kerusakan.

“Kami akui, hal ini akibat tidak adanya pemeliharaan. Meski sudah dilakukan pengerukan, tetap saja tidak maksimal. Selain itu juga, warga merasa kecewa terhadap proses pembangunan PLTMH yang dilakukan PT Bias karena diduga menjadi penyebab terjadinya kekeringan ini,” pungkasnya. (cr13/t).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *