Pengrajin Tahu Menjerit, Ini Permintaanya

KEBINGUNGAN : Adang, pengrajin tahu yang berlokasi di Kampung Ciroyom, RT (40/10) Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat.

CISAAT — Sejumlah pengrajin tahu mulai kebingungan, betapa tidak kondisi kenaikan harga kedelai di sejumlah pasar tradisional cukup berdampak besar terhadap pada pengrajin tahu. Salah satunya dialami pabrik tahu yang berlokasi di Kampung Ciroyom, RT (40/10) Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat.

Berdasarkan hasil pemantauan terakhir yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah (DKPUKM) Kabupaten Sukabumi, harga kedelai perkilogramnya saat ini di sejumlah pasar tradisional mencapai Rp9.800 hingga Rp10.000.

Bacaan Lainnya

Adang, pemilik pabrik tahu dengan merek Tahu Kopeng Binjay mengungkapkan, kenaikan harga kedelai yang merupakan bahan utama produksi tahu ini amat berdampak pada laju usahanya. Namun begitu, hingga saat ini dirinya tidak melakukan mogok produksi karena masih memiliki stok kedelai.

“Jelas berdampak, karena biaya produksi pastinya lebih besar. Sedangkan kenaikan harga jual di pasaran itu cukup sulit, sampai sekarang kami masih melakukan produksi karena beruntungnya masih memiliki stok kedelai hingga tiga hari kedepan,” jelasnya kepada Radar Sukabumi saat ditemui, Selasa (5/1/2021).

Namun begitu, Adang belum bisa memperhitungkan jika harus membeli kedelai dengan harga Rp10.000 perkilogramnya. Karena, dengan harga itu tentunya pihaknya bakal merugi jika tidak menaikan harga penjualan.

“Sebenarnya harga kedelai itu sudah lama berangsur naik, padahal sebelumnya itu hanya Rp6700 hingga Rp7000. Sedangkan para pedagang menjual lima ratus rupiah kepada masyarkat, jika memang harga kedelai tinggi mungkin antara kamu berhenti produksi atau menaikkan harga,” sebutnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *