Pemuda Cipeusing Ubah Sampah jadi Rupiah

Kepala Desa Jampangtengah, Agus Jayadi Ramli beserta BPD Desa Jampangtengah, saat meninjau lokasi bank sampah yang dikelola pemuda Kampung Cipeusing, Desa Jampangtengah, Kecamatan Jampangtengah, Selasa (01/12). FOTO : DENDI/RADAR SUKABUMI

JAMPANGTENGAH – Sampah masih menjadi biang masalah di segala bidang. Namun tidak bagi pemuda Kampung Cipeusing, RT 01/05, Desa Jampangtengah, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi. Dengan ide kreatif dan inovatif, mereka menyulap sampah menjadi sesuati yang bisa menghasilkan rupiah yang berkah.

Zhaidan Ridwan Baeyhaqi, salah seorang tokoh pemuda Kampung Cipeusing mengatakan, mereka mengolah limbah sampah menjadi kerajinan tangan seperti tas, figura hingga dompet yang berasal dari sisa bungkus kopi saset.

“Jika dikelola dengan baik, maka sampah pun akan menjadi berkah. Bisa mengahasilkan pundi-pundi rupiah. Di bank sampah ini, kami manfaatkan limbah sampah menjadi berbagai kerajinan tangan seperti tas, figura dan dompet dari limbah bungkus plastik kopi dan membuat parahu dari limbah bambu,” kata Zhaidan Ridwan Baeyhaqi kepada Radar Sukabumi, Senin (01/12).

Semua jenis kerajinan tangan dari berbagai limbah sampah itu, kata Ridwan, telah mereka jual melalui pasar online. Tetapi, ada juga sebagian hasil dari kerajinannya telah dijual sesuai dengan pesanan dari para pembeli.
“Kerajinan dari bungkus kopi kita jual online seharga Rp50 ribu. Kalau kerajinan dari bambu seperti kapal itu kita jual seharga Rp200 ribu. Iya, waktu bulan kemarin yang pesan itu orang Bandung,” imbuhnya.

Menurutnya, dalam merubah perilaku warga tentang sampah membutuh proses panjang. Untuk itu, ia bersama pemuda di Kampung Cipeusing tengah berupaya maksimal menjadi pelopor gerakan merubah sampah menjadi berkah.

“Awal mula terbentuknya bank sampah ini, kita sebagai pemuda merasa khawatir dengan lingkungan yang sekarang. Karena kita yakin, empat sampai lima tahun kemudian, kampung ini akan menjadi padat penduduk. Kita riskan dengan lingkungan yang sekarang. Maka dari itu pemuda langsung turun kelapangan untuk mengolah dan dimanaje soal sampah mulai dari sekarang,” ujarnya.

Tumpukan sampah, jika tidak dikelola dengan baik, sampah itu dapat menyebabkan bencana alam. Seperti banjir dan menimbulkan penyakit. Apalagi, saat ini tengah memasuki musim hujan, tumpukan sampah menjadi sarang jentik nyamuk Demam Beradarah Dengue (DBD). Sebab itu, ia bersama beberapa para pemuda di wilayah Kampung Cipeusing mengembangkan bank sampah dan setiap harinya, mereka selalu berkeliling mencari sampah yang berserakan di pemukiman penduduk.

“Setelah itu, kami daur ulang dan langsung kami angkut ke bank sampah,” timpalnya.

Upaya pengembangan bank sampah ini, sambung Zhaidan, merupakan salah satu bentuk upaya pemuda untuk menekan volume sampah yang cukup tinggi di tengah masyarakat. “Sampah yang bisa didaur ulang ini. Di antaranya, sampah jenis plastik, botol aqua dan lainnya. Sementara untuk sampah yang tidak bisa di daur ulang, biasanya kita bakar untuk dijadikan pupuk organik. Hal ini, kami lakukan sebagai salah satu umpan untuk warga agar dapat menjadi pelopor kebersihan di lingkungannya,” bebernya.

Untuk ke depannya, para pemuda di Kampung Cipeusing memiliki beberapa program yang akan diusung mengenai bank sampah tersebut. Diantaranya, mulai dari sedeqah sampah, pembayaran tunai, tabungan simpan dan barter sampah. “Untuk saat ini baru sedeqah dan timbal baliknya ke warga itu setiap satu tahun sekali hasil dari sampah yang disimpannya itu dapat digunakan untuk membayar pajak bumi dan bangunan. Insya Allah, tiga paymentnya lagi akan dilakukan bersama warga kedepannya,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Jampangtengah, Agus Jayadi Ramli mengatakan, pihaknya mengucapkan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para pemuda Kampung Cipeusing. Lantaran, mereka sudah berhasil membuat inovasi yang membantu pekerjaan pemerintah desa dalam menangani persoalan sampah.

“Ini merupakan PR besar buat pemerintah Desa Jampangtengah, karena sampai saat ini pemerintah desa memiliki program Jampangtengah Peduli Runtah (Jampe Runtah). Tetapi Alhmadulillah pada beberapa bulan terakhir ini, pemuda di wilayah Kampung Cipeusing bisa berinovasi dan beraktivitas dimasa pandemi Covid-19 dalam mengolah sampah,” jelasnya.

Untuk itu, dirinya menilai inovasi yang dilakukan oleh pemuda Kampung Cipeusing ini sangat sejalan dengan program pemerintah Desa Jampangtengah. “Mudah-mudahan para pemuda ini bisa istiqomah dalam rangka menangani sampah,” imbuhnya.

Hasil dari peninjaun ia bersama BPD Desa Jampangtengah ke lokasi bank sampah, ia menilai pengelolaan sampah yang dilakukan pemuda Kampung Cipeusing itu, perlu penyempuranaan secara maksimal, baik berupa alat maupun manajerial. Untuk itu, dirinya akan membantu melalui pelatihan dan pembinaan kepada para pemuda kreatif tersebut.

“Mudah-mudahan pemuda Kampung Cipeusing ini, dapat menjadi sumber rujukan bagi pemuda lainnya dan mereka tetap berkomitmen dalam penanganan dan pengelolaan sampah,” bebernya.

Pihaknya menambahkan, kedepannya pemerintah Desa Jampangtengah memiliki program soal sampah. Meski demikian para pemuda di kampung tersebut sudah maju lebih awal. Makanya pemerintah desa akan mendukung soal penanganan sampah ini, supaya ke depan bisa lebih sinergi lagi dengan pemerintah desa.

“Karena ada berbagai hal dan masalah serta berbagai inovasi soal sampah ini. Sehingga kita bisa berkolaborasi dan bersinergi dengan para pemuda. Mudah-mudahan aksi terpuji pemuda Kampung Cipeusing ini, menjadi roule model dan pilot projeck buat pemuda lainnya yang berada di wilayah Desa Jampangtengah,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Jampangtengah, Sabar Suko mengatakan, pihaknya mengaku prihatin mengenai kondisi persampahan yang ada wilayah yang tengah dipimpinnya itu. Karena keberadaan sampah itu kerap membuat masalah dan berpotensi bencana alam. “Kami sedang berupaya menyediakan TPA bersama-sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi. Tetapi terkendala dalam penyedian lahan,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya mendorong warga dan segenap unsur yang ada di wilayah Kecamatan Jampangtengah, untuk melakukan inovasi dalam menangani sampah ini.

“Alhamdulillah inovasi pengelolaan sampah itu, kini telah tercipta dan digarap oleh pemuda di Kampung Cipeusing. Inovasi ini perlu dijadikan syuri tauladan untuk pemuda lainnyan karena dalam proses pengolahan sampah di Kampung Cipeusing itu, telah memilah semua jenis sampah organik dan non organik menjadi berkah,” pungkasnya. (Den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *