PKL di Kawasan Wisata ‘Disikat’ Satpol PP Kabupaten Sukabumi

nggota Satpol PP Kabupaten Sukabumi saat menertibkan PKL yang berjualan di jalur wisata Pantai Citepus Palabuhanratu

PALABUHANRATU — Belasan pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di sepanjang Jalan Raya Ahmad Yani dan Jalan Siliwangi, Kecamatan Palabuhanratu, telah ditertbikan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Sukabumi, (16/1).

Penertiban PKL yang berada di sepanjang jalur wisata Pantai Citepus Palabuhanratu itu, merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah daerah dalam menjaga keindahan dan kebersihan kawasan objek wisata.

Bacaan Lainnya

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Sukabumi, Acep Saefudin mengatakan, penertiban PKL ini merupakan patroli rutin Satpol PP Kabupaten Sukabumi dalam pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum (Trantibum).

“Sebanyak 12 PKL yang berada di sepanjang jalur wisata Pantai Citepus Palabuhanratu, telah ditertibkan. Saat ditindak, mereka kami berikan himbauan agar tidak kembali berjualan di atas trotoar,” jelas Acep kepada Radar Sukabumi,  (16/1).

Belasan PKL yang ditertibkan tersebut, sambung Acep, merupakan para pedagang makanan. Diantaranya, pedagang tahu pedas, sosis bakar, teh poci dan lainnya. “Sementara sarana dagangnya ada yang menggunakan gerobak, motor dan mobil bak terbuka,” ujarnya.

Menurutnya, patroli rutin diselenggarakan bukan hanya untuk menertibkan, namun petugas juga memberikan edukasi terkait pemahaman Peraturan Daerah (Perda) kepada masyarakat soal larangan berjualan di trotoar.

“Bila nanti mereka membandel dan tetap masih berjualan disini, maka akan kami tindak sesuai dengan aturan yang berlaku. Salah satunya eksekusi,” tandasnya.

Patroli rutin ini, papar Acep, telah dilakukan Satpol PP di kawasan perkotaan setiap Senin sampai Jumat. Sementara patroli khusus, dilakukan di kawasan wisata yang diselenggarakan pada Sabtu dan Minggu.

“Operasi ini akan terus kami lakukan untuk mengembalikan fungsi yang ada. Seperti trotoar, pejalan kaki dan mengantisipasi kesemrawutan serta kekumuhan sekitar kawasan objek wisata,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *