Lima Hektar Tanaman Jagung Diserang Ulat Grayak

Seorang petani warga Desa/Kecamatan Kebonpedes saat menyemprotkan obat pestisida untuk memberantas serangan hama ulat grayak.

KEBONPEDES — Sekitar 170 hektar lahan pertanian di Kecamatan Kebonpedes diserang oleh oleh ulat grayak. Koordintator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kebonpedes, Kusmana mengatakan, dari jumlah total pertanian padi dan tanaman palawija sebanyak 170 hektrare ini, lima hektare diantaranya mengalami kerusakan karena terserang hama ulat grayak.

“Semenjak memasuki musim hujan, banyak pertanian jagung yang terserang hama ulat grayak. Ini tentunya sangat mengganggu produktivitas tanaman jagung. Bahkan, bila tidak segera diantisipasi, dapat menyebabkan gagal panen,” kata Kusmana kepada radarsukabumi, Rabu (22/1).

Bacaan Lainnya

Menurut Kusmana, masuknya musim hujan dapat memudahkan penyebaran hama ulat grayak. Hama tersebut secara membabi buta, mampu merusak dan merontokan batang pohon jagung hingga sulit berproduksi.

“Kebanyakan tanaman jagung bila terserang ulat grayak, daunnya selalu menguning hingga menyebabkan tanaman sulit untuk berbuah,” ujarnya.

Untuk menekan penyebaran hama ulat grayak, BPP Kecamatan Kebonpedes telah bekerjasama dengan para petani dan seluruh kelompok tani yanga ada di wilayah Kecamatan Kebonpedes.

“Kami sudah menerjunkan tim kelapangan dengan harapan mampu menekan dampak lebih luas ancaman hama ulat tersebut,” imbuhnya.

Saat petugas melakukan survai ke lokasi pertanian jagung, pihaknya menekankan kepada para petani untuk melakukan penyemporotan obat pestisida yang berfungsi untuk membarantas hama tersebut.

“Selain itu, kami juga menyarankan kepada para petani untuk sering membersihkan lokasi lahan pertaninnya. iya, berbagai upaya sudah kami lakukan untuk mengantisipasi serangan hama itu. Diantaranya, menyarankan kepada petani untuk pemilihan bibit jagung unggul hingga pola penanaman yang baik,” tandasnya.

Untuk itu, pihaknya terus menghimbau kepada seluruh petani agar meningkatkan kewaspadaannya di musim hujan yang berpotensi terhadap serangan hama hingga menyebabkan produksi tanama jagungnya menurun.

“Kami terus melakukan monitoring ke setiap lahan pertanian. Saya menyarankan kepada petani agar proaktif menyampaikan temuan gangguan penyakit tanaman kepada petugas penyuluh pertanian atau pemerintah desa setempat,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *