Tahun Ini, 20 Kasus AKI dan AKB

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, menemukan 20 kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) selama 2019.

Dari informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, kasus AKI dan AKB di Kabupaten Sukabumi ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnnya. Pada 2018, kasus AKI dan AKB sebanyak 44 kasus, sementara pada 2017, 41 kasus. Diprediksi, jumlah ini akan terus bertambah, sehingga upaya penekanannya pun gencar dilakukan.

Bacaan Lainnya

Kepala Bidang Kesehatan Dinkes Kabupaten Sukabumi, Andi Rahman mengatakan, ada 12 lokasi yang ditemukan kematian ibu dan bayi. Yakni di Selajambe, Girijaya, Bantargadung, Simpenan, Sekarwangi, Parakansalak, Palabuhanratu, Cikembar, Nagrak, Tamanjaya, Cisaat dan Cisolok.

“Kalau melihat data yang ada, AKI dan AKB ini memang mengalami peningkatan. Maka dari itu, kami berupaya untuk menekan kasus angka kematian ibu dan anak ini sejak dalam proses persalinan,” kata Andi kepada Radar Sukabumi, Rabu (10/7).

Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab kematian ibu dan bayi di Kabupaten Sukabumi. Diantaranya pre-ekslampsi dan pendarahan. Sementara penyebab tidak langsungnya ialah seperti adanya kelainan jantung dan Tuberculosis (TBC). “Karena itu, dalam upaya menekan kasus ini perlu ada penguatan dari sisi kebijakan. Seperti dibuatkan regulasi Perbup tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita atau disebut KIBBLA,” ujarnya.

Selain itu, Dinkes Kabupaten Sukabumi juga berupaya melakukan berbagai terobosan, semisal dengan merevitalisasi regulasi penguatan Perda kemitraan bidan paraji, penguatan sistem rujukan, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Tenaga Kesehatan (Nakes) melalui diklat, bidan desa praktik magang di RS rujukan serta rancangan pelayanan emergensi rujukan atau tim reaksi cepat dan call center ditujuh wilayah. “Tentunya, revitalisasi penguatan tim akselerasi penurunan AKI dan AKB juga perlu ada,” cetusnya.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, sambung Andi, pihaknya berharap dapat menekan angka kematian ibu dan bayi di masa yang akan datang. “Mudah-mudahan dengan adanya kerjasama yang terjalin baik dengan semua unsur serta upaya yang terus kami lakukan bisa menekan angka kematian ibu dan bayi ini ke depan,” pungkasnya. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *