Bupati Sukabumi: Waspada Longsor

SUKABUMI – Tingginya curah hujan belakangan ini, membuat Bupati Sukabumi, Marwan Hamami mewanti-wanti warganya agar meningkatkan kewaspadaan. Tak hanya itu, ia juga meminta lembaga terkait agar siaga dan sigap. Ini dikarenakan tanah di Sukabumi rawan longsor.

“Yang perlu kita waspadai adalah bencana longsor akibat derasnya hujan,” kata Marwan Hamami kepada Radar Sukabumi di Pendopo Negara, Sukabumi, kemarin (2/1).

Bacaan Lainnya

Marwan menyayangkan banyak pohon-pohon besar di lahan-lahan hutan lindung di Sukabumi yang ditebangi.

“Kita sudah sering menanami kembali lahan-lahan yang gundul karena pohonnya ditebangi. Tapi, belum juga tumbuh tinggi sudah dicabuti lagi. Ya, alasannya akan ditanami sayuran,” ungkap Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi ini.

Mantan Wakil Bupati Sukabumi periode 2005-2010 ini berharap, ada kesadaran dari masyarakat agar peduli terhadap lingkungan dan pohon-pohon tidak ditebangi. “Penanggulangan bencana bisa dikurangi jika perangkat daerah dan masyarakat bersama-sama mengantisipasi akan dampak terjadinya bencana,” paparnya.

Menurutnya, bencana adalah suatu kejadian yang dapat dipelajari, diprediksi, dapat dikurangi dampak atau resikonya dan bisa dikelola oleh seluruh komponen masyarakat beserta perangkat daerah terkait yang menangani bencana.

“Untuk itu, sinergis seluruh stakeholder harus dipertahankan dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam,” beber politisi ramah ini.

Dalam meminimalisir terjadinya resiko bencana alam, ia meminta kepada seluruh warga Kabupaten Sukabumi untuk meningkatkan kesiagaannya dalam memasuki musim hujan. Pasalnya, musim hujan dengan intensitas tinggi, dapat memungkinkan terjadinya bencana alam.

“Saya selalu menyampaikan kepada warga Kabupaten Sukabumi dalam kegiatan apapun, agar lebih waspada dan berhati-hati di musim hujan. Terutama bagi warga yang tinggal dikawasan yang rentan bencana, khususnya di daerah perbukitan. “Iya yang namanya bencana, tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi,” katanya.

Untuk itu, ia telah mengintruksikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk melakukan pengecekan ke lokasi perbukitan yang bisa berpotensi bencana alam.

“Saya berharap kepada seluruh warga agar tidak membangun rumah di daerah perbukitan dan sepanjang pinggiran sungai yang rawan bencana longsor dan banjir. Bagi warga yang tinggal dikawasan perbukitan, agar meningkatkan kewaspadaannya,” timpalnya.

Untuk memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) mumpuni, ujar Marwan, pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi baru-baru ini telah memberikan pelatihan dasar kepada petugas penanggulangan bencana yang berkerjasama dengan Yon Armed 13/Nanggala.

Ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas petugas penanggulangan bencana yang bertugas di setiap kecamatan yang tersebar di Kabupaten Sukabumi. “Puluhan relawan yang bertugas di setiap wilayah sudah digembleng mengenai kemampuan dasar pengenalan alat dalam evakuasi korban bencana, pengetahuan kedaruratan dan logistik dalam penanganan darurat bencana di Kabupaten Sukabumi,” timpal Marwan.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan, sepanjang hari di awal 2020, BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat terdapat dua kecamatan yang diterjang bencana longor dan banjir.

Yakni Kecamatan Caringin dan Kecamatan Kabandungan. “Meski tidak ada korban jiwa, namun akibat bencana ini menyebabkan kerugian materil mencapai puluhan juta rupiah. Lantaran, banyak lahan pesawahan warga dan akses lalu lintas mengalami kerusakan akibat bencana ini,” katanya.

Saat ini, Kabupaten Sukabumi telah ditetapkan sebagai daerah siaga bencana banjir dan longsor. Siaga bencana ini telah ditetapkan oleh Bupati Sukabumi terhitung sejak Desember 2019 sampai Juni 2020 mendatang.

“Bagi pengguna jalan yang melintasi wilayah Pajampangan agar berhati-hati. Jadi saat melewati jalan dan diatasnya ada tebing yang rawan longsor, agar tetap waspada.

Iya, seperti bencana longor yang menyebabkan tebing setinggi 10 meter ambruk dan menimpa seluruh badan Jalan Raya Nyalindung-Sagaranten. Beruntun saat kejadian, tidak ada kendaraan yang melintasi jalan tersebut,” paparnya.

Untuk meminimalisir terjadinya resiko bencana alam, BPBD meminta kepada seluruh stakhoalder, khususnya warga yang mengetahui bila diwilayahnya terjadinya bencana alam agar segera melaporkannya ke BPBD. Sehingga, bisa segera mendapatkan penanganan.

“Selain itu, kami juga telah menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk terus memantau daerah yang rawan bencana alam,” pungkasnya. (den/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *