Pembelian Pupuk Bersubsidi Mulai Dipetakan

CISOLOK— Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi menggelar kegiatan rakor updating dan bimbingan teknis kepada ratusan kepala dan bidang administrasi Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) dari seluruh kecamatan di Kabupaten Sukabumi, (15/10) kemarin.

Rakor yang di gelar di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi ratusan kepala dan administrasi diberikan pembekalan input RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) kedalam e-RDKK untuk kebutuhan pupuk tahun 2018/2019.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan rakor ini dikemas dalam rapat koordinasi dan updating RDKK dalam e-RDKK pupuk bersubsidi di Kabupaten Sukabumi, dimana bertujuan untuk menentukan kebutuhan pupuk tahun 2018/2019 dengan sistem online,”ujar Kepala Dinas Pertanian Hj Dedah Herlima kepada koran ini, kemarin (15/10).

Lebih lanjut Dedah mengatakan, dengan adanya rakor updating kedepan, para petani di Kabupaten Sukabumi yang telah ter-input akan mendapatkan kartu tani secara merata yang dikeluarkan oleh salah satu bank plat merah.

“Setelah terinput, petani yang sudah memiliki kartu tani, kemudian akan digunakan saat membeli pupuk bersubsidi baik jenis Urea, NPK, SP36, ZA, atau pupuk organik di kios pupuk yang telah ditentukan di 47 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi,”jelasnya.

Dalam kartu tani tesebut, dimana itu sudah diinput kebutuhan pupuk si petani. Jadi, tidak bisa membeli pupuk bersubsidi melebihi batas yang ditentukan.

“Kecuali untuk pupuk yang non subsidi. Kios pupuk yang ditentukan merupakan binaan distributor atau penyalur pupuk, saya berharap dengan adanya rakor semua bisa menginput semua anggota petani di setiap kecamatan masing-masing, agar semua informasi tersampaikan,” jelasnya.

Salah satu Admin BP3K Kecamatan Waluran Suhendra (36), menyambut baik rakor tersebut. Ia menilai, kegiatan itu sangat penting dan dibutuhkan. Terlebih, saat ini sudah mulai memasuki masa tanam. adapun rata-rata petani membutuhkan lima kuintal pupuk per hektare.

Namun, terkadang ada yang membutuhkan lebih dari jumlah tersebut. “Kami sudah melakukan pendataan dilapangan dari tahun lalu. Untuk input data, kami sangat terbantu karena dipandu oleh petugas dari Direktorat Pupuk dan Pestisida Ditjen PSP Kementerian Pertanian,” pungkasnya.

 

(cr1/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *