SUKABUMI – Kementrian Desa Republik Indonesia, (Kemndes RI) melakukan uji coba program pengembangan Sistem Ketahanan Pangan Lokal (Sitangkal) di Desa Sukaraja, tempatnya di Gedung Lumbung Pangan Kampung Babakan Limbangan, RT 04/RW 21, Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja pada Kamis (04/08).
Direktur Pengoprasian Pembangunan Daerah Khusus pada Kementrian Desa Republik Indonesia, Dwi Rudi Hartoyo kepada Radar Sukabumi mengatakan, pihaknya sengaja mendatangi Desa Sukaraja. Karena, desa tersebut telah ditunjuk oleh Kementrian Desa untuk dijadikan sebagai uji coba dan uji laboratorium di unit kerja Kementrian Desa untuk membuat pola-pola yang berkaitan dengan ketersedian ketahanan pangan, kestabilan pangan dan untuk mendukung program dari pemerintah.
“Jadi, program Sitangkal ini harus bisa diimplementasikan untuk sementara waktu di Desa Sukaraja, sebelum kita kembangkan lagi di desa lainnya yang berada di Indonesia,” kata Dwi Rudi Hartoyo kepada Radar Sukabumi pada Kamis (04/08).
Hasil dari kunjungan ini, sambung Dwi, Kementrian Desa RI telah melihat potensi besar di wilayah Desa Sukaraja. Seperti halnya, untuk prodak lokal dinilai sudah baik dan terintegrasi dan tersentralisasi. Dimana prodak UMKM dan prodak pangan yang dikelola masyarakat Desa Sukaraja, bisa saling terintegrasi di wilayah tersebut. “Iya, sehingga membuat kemudahan bagi kami untuk mengurus identifikasi kedepannya,” paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Sistem Ketahanan Pangan Lokal (Sitangkal) ini, merupakan program baru untuk melakukan uji coba dan menterjemahkan arahan dari Presiden RI terkait dengan program ketahanan pangan. Untuk itu, Kementrian Desa sangat merespon perihal ketahanan pangan yang ada di Desa Sukaraja.
Untuk itu, program Sitangkal ini merupakan alat yang nanti kedepannya dapat membantu, terutama bagaimana dapat mensinergikan program yang baik dan bersumber dari kementrian lembaga dan juga pemerintah provinsi hingga pemerintah daerah maupun nantinya pemerintah desa itu sendiri.
“Intinya, tidak saling tumpang tindih. Tetapi akan terintegrasi dengan baik dan sasarannya tepat. Sebab itu, diperlukan dengan adanya alat Sitangkal untuk dijadikan terintegrasi program,” tandasnya.
Selain itu, mengenai ekosistem bisnis pada program Sitangkal ini. Maka dengan kelembagaan yang ada di Desa Sukaraja diharapkan kedepannya dari kementrian lembaga, pemerintah provinsi hingga pemerintah daerah dan pemerintah desa, bisa sesuai tepat sasaran dan tidak tumpang tindih dari sisi penerima manfaat.
“Selain itu, dari sisi aspek ekstabilitas dan transparansi makanya dibuatkan sistem program Sitangkal karena dapat membantu hal tersebut,” timpalnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukaraja, Yusuf Kohar mengatakan, pada dasarnya ia sengaja membuat inovasi untuk menjawab sebauh tantangan. Terlebih lagi, lahan pertanian di wilayah Desa Sukaraja ini, dari waktu ke waktu semakin berkurang.
Untuk itu, hal tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah desa. “Berkaitan dengan hal ini, tentunya akan berdampak terhadap kesiapan dan ketahanan pangan di wilayah Desa Sukaraja,” katanya.
Untuk itu, pemerintah Desa Sukaraja melakukan terobosan dan inovasinya untuk membuat lumbung pangan yang anggarannya dari Dana Desa (DD) sebesar 20 persen untuk dicanangkan pada program ketahanan pangan sesuai dengan juklak dan juknisnya. Untuk itu, ia dari pemerintah Desa Sukaraja, sangat merespon sekali terkait kunjungan dari tim Kementrian Desa RI.
“Ini, menjadi sebuah kehormatan bagi kami di pemerintah Desa Sukaraja. Karena, Kemendes RI bisa melihat secara langsung terkait kondisi ketahanan pangan. Namun, mengenai kekurangannya, semoga pemerintah pusat bisa mendorong untuk melengkapi kekurangan yang menjadi tantangan bagi kami di lapangan,” pungkasnya. (Den)
