Hal senada disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiawan. Menurutnya, dalam waktu dekat BPBD akan melakukan kajian kontur tanah bersama Badan Geologi Jawa Barat.
“Memang setelah kita tinjau ke lokasi bencana, Kampung Bojong ini merupakan daerah yang berpotensi menjadi pusat longsor. Terlebih lagi, lokasi kampung yang mengalami retakan ini, tidak jauh dengan kawasan Gunung Sungging yang saat ini kondisi tanahnya mengalami rekahan. Sehingga ketika diguyur hujan deras, dapat berpotensi menjadi mahkota longsor,” bebernya.
Kepala Desa Cicadas, Nuharja mengatakan, akibat pergerakana tanah pada pekan lalu, 84 Kepala Keluarga (KK) dari 309 jiwa yang ada didua ke-RT-an Kampung Bojong, Desa Cicadas, terpaksa diungusikan kesalah satu bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang ada di Desa Cicadas.
“Tetapi ada juga sebagian warga yang lebih memilih tinggal di rumah keluarganya yang aman dari lokasi pergerakan tanah itu. Kami sudah melakukan evakuasi warga terdampak dari pergerakan tanah ini. Namun, dari ratusan jiwa itu kami baru bisa mengevakuasi setengahnya saja. Yakni, 120 jiwa dari jumlah KK sebanyak 84 KK,” ujarnya.
Menurut Nuharja, pergerakan tanah yang terjadi di wilayah Kampung Bojong, sebenarnya sudah terjadi sekitar dua tahun silam. Namun saat ini pergerakan tanah tersebut, terlihat lebih parah dan semakin meluas. “Rata-rata pergerkan tanah ini mengalami retakan dengan lebar lebih dari 20 centimeter.
Akibat pergerakan tanah saat ini, ada sekitar 40 rumah warga yang kondisi bangunannya rusak dan gentingnya ditahan menggunakan bambu. Bahkan, ada satu rumah yang amblas,” paparnya.
(den/d)