Di 2022, Pemkab Bakal Genjot Sektor Pertanian dan Pariwisata, Ini Kata Bupati

TANDATANGAN : Bupati Sukabumi Marwan Hamami menandatangani berita acara Musrenbang Kabupaten Sukabumi.

SUKABUMI — Jelang tahun 2022 mendatang, pemerintah Kabupaten Sukabumi tengah membuat sejumlah program untuk dikembangkan. Satu di antaranya yang akan digenjot yaitu melalui sektor pariwisata dan pertanian.

“Ya, prioritasnya sektor pariwisata dan pertanian, pertanian yang terintegrasi, peternakan, perikanan semua ada di dalamnya,” ujar Bupati Sukabumi Marwan Hamami usai menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Sukabumi, Selasa (30/03).

Bacaan Lainnya

Sementara untuk sektor pariwisata yang akan digenjot pada tahun 2022, yaitu Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Termasuk potensi-potensi alam lainnya seperti curug, padahal curugnya pendek cuma tiga meter.

“Kita punya banyak curug dimana-mana. Contohnya, tadi pagi kepala Desa Girimukti menyampaikan ke saya potensi curug baru, yang belum dioptimalkan antara lain di Ciemas dan Girimukti. Curug di sana musim kemaraupun airnya tidak sa’at (kering, red), kemudian menambah fasilitas-fasilitas penunjang lainnya,” papar dia.

Disinggung soal revitaliasi atau perpanjangan status Geopark, sambung dia, pihaknya tetap konsen untuk terus membangun wilayah ini. “Status Geopark itu, mau diperpanjang mau tidak kita akan konsen untuk terus membangun wilayah ini, karena sudah bisa mempunyai dampak positif,” jelas dia.

Di sisi lain, hasil Musrenbang ini diharapkan masukan-masukan membuat formula progam yang bisa dikembangkan 2022 mendatang, sehingga potensi peluang program ini bisa betul betul menjawab persoalan persoalan yang diharapkan masyarakat.

“Intinya, jadi tidak terlalu jauh sehingga kita rencanakan sebaik-baiknya dan peran masyarakat tadi yang saya sampaikan juga dari narasumber potensi-potensi yang dimiliki,” ucapnya.

Selain itu, peran media juga bisa membantu mengedukasi masyarakat di sepanjang pantai. Misalnya, daerah itu orang datang untuk menikmati pantai, maka tidak dibangun kekumuhan atau kotor.

“Kemudian harga-harga, ketika musim liburan atau macet naik, sehingga orang males datang ke Palabuhanratu atau datang tapi dia bawa bekal sedangkan kotorannya ditinggalkan disana,” imbuhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *