Cegah Diskriminasi di Sukabumi, LAKPESDAM-PBNU Godok 4 Desa Soal Pendidikan Inklusi

LAKPESDAM-PBNU Sukabumi
Sejumlah kepala desa saat mengikuti TOC bersama LAKPESDAM-PBNU di Gedung Grahadi Ahmad SMK Ma’arif NU Al-Fathonah Sukabumi

SUKABUMI – Dalam menciptakan desa inklusi, Kementrian Desa bekerjasama dengan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LAKPESDAM-PBNU), menggelar Teory Of Change (TOC) di Gedung Grahadi Ahmad SMK Ma’arif NU Al-Fathonah Sukabumi, Jalan Palabuhan II, Kilometer 10, Kampung Pasirmalang, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh pada Senin (06/03).

Ketua Lamkesdam PCNU Kabupaten Sukabumi, Daden Sukendar kepada Radar Sukabumi mengatakan, pada TOC saat ini, LAKPESDAM-PBNU melakukan diskusi terfokus untuk membangun mimpi bersama bagi desa-desa, yang menjadi lokus program penguatan pemerintahan dan pembangunan desa atau P3D.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini, diprakarsai oleh Kemendes RI dan mempercayakan kepada LAKPESDAM-PBNU,” kata Daden Sukendar kepada Radar Sukabumi pada Senin (06/03).

Masih kata Daden Sukendar, terdapat empat kecamatan yang menjadi lokus pada program tersebut. Yakni,Desa Citamiang, Kecamatan Kadudampit dan Desa Cileungsung, Kecamatan Cikakak, Desa Tegaleuga Kecamatan Lengkong dan Desa Pagelaran Kecamatan Purabaya.

“Nah harapannya, ke empat desa ini menjadi pilot projek untuk percontohan, bagi 386 desa dan kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi. Sehingga mulai dari perencanaan dan pelaksanaan program sampai kepada jaminan akses bagi seluruh stakeholder ini, terlaksana dengan harapan tidak ada lagi orang yang terinklusi atau akses ke program di desa itu tertutup,” paparnya.

Pihaknya mengaku, kegiatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan mimpi bersama demi terwujudnya desa inklusi, yang bisa memberikan akses kepada seluruh stakeholder di desa tersebut. Terlebih lagi, selama ini masih ada sebagian masyarakat desa yang belum terakomodir aspirasinya, dan jarang dilibatkan di dalam Musrenbang.

“Contoh ada kelompok anak atau kelompok perempuan dan kelompok disabilitas, maupun kelompok lainnya. Seperti kelompok minoritas agama dan lain sebagainya,” tandasnya.

Untuk itu, pihaknya menilai kegiatan tersebut sangat penting dilakukan. Karena paling tidak, bisa merumuskan bersama dan mengambil langkah-langkah dari tujuan. Yakni mewujudkan desa inklusif. Diantaranya, target yang diharapkan terwujudnya sekolah lapangan sebagai ruang perjumpaan bagi seluruh stakeholder yang ada di desa tersebut.

“Jadi mereka bisa bersama-sama menyampaikan aspirasinya, secara setara dan tidak ada yang merasa mereka orang miskin. Sehingga, tidak bisa menyampaikan aspirasi dan tidak seperti itu. Makanya, dengan adanya sekolah lapangan atau desa inklusi, akan memberikan ruang secara merata dan sama yang ada di desa tersebut,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cileungsing, Kecamatan Cikakak, Asep Ahmad Subandi mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi terhadap LAKPESDAM-PBNU yang telah menyelenggarakan kegiatan TOC. “Tentunya ini bisa membantu, terutama dalam visi dan misi kepala desa yang berkeinginan untuk membangun pemerintah desa,” jelasnya.

Meski demikian, ia berharap dengan program ini jangan hanya materi yang diberikan. Tetapi tentunya di dukung dengan berbagai fasilitas yang bisa mendukung, untuk mengimplementasikan program tersebut. Salah satunya, membutuhkan sarana dan prasarana.

Karena pendidikan inklusi ini membutuhkan semua elemen dan masyarakat yang difabel, marjinal dan disabilitas. Tentunya ini membutuhkan suatu tempat yang dibutuhkan oleh pemerintah desa. “Jadi harapannya, agar bagaimana ada sarana penunjang pada program ini,” pungkasnya. (Den)

Pos terkait