Bocah Perokok Mulai Pulih

SUKABUMI – Menyikapi persoalan bocah 2,5 tahun pecandu rokok, tim kesehatan dari Puskesmas dan Camat Cibadak menyambangi rumah RAP di Desa Tenjojaya RT 4/4, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, kemarin (15/8).Kedatangan tim kesehatan tersebut, guna melakukan pengecekan kondisi anak. Serta, diberi bantuan makanan penambah gizi balita agar kondisi kesehatannya makin membaik.

“RPA yang berat badan 11,2 kilogram, tinggi 89 centimeter di usia 33 bulan ini, dalam keadaan sehat. Tadi dicek timbangan dan tinggi badan serta kondisi fisiknya oleh tim bidan. Kita akan bantu peningakatan gizi, agar RAP ini bisa tumbuh kembang dengan normal seperti balita lainnya,” kata Kepala Puskesmas Cibadak, Maman Surahman kepada Radar Sukabumi, kemarin (15/4).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, kebiasaan RAP merokok diusianya yang tergolong belia ini, berawal dari orang tuanya yang terlalu memanjakanya. Sehingga, dengan mudahnya memberikan apa yang anak minta karena RAP merupakan bungsu dari pasangan Misbahudin (36) dan Maryati (35).”Karena merasa punya anak terakhir ini laki-laki, jadi anak minta ini itu selalu dikasih. Termasuk mungkin minta rokok. Awal-awalnya memang dari puntung, tapi lama-lama ketagihan,” bebernya.

Karena itu, apabila RAP ingin sembuh dari kebiasaan buruknya ini, maka kembali lagi kepada orang tuanya. Lantaran, meskipun dilakukan terapi, peran orang tua menetukan berhasil atau tidaknya.”Supaya tidak merokok, kembali lagi ke orang tua itu sendiri. Termasuk mungkin ketika dia minta rokok, dikasih gambar yang sifatnnya menakuti anak. Lambat laun walaupun tidak diterapi, anak akan takut kepada rokok,” imbuh Maman.

Menurutnya, dalam hal itu perlu adanya komitmen bersama keluarga dan lingkungan terdekat. Hidup sehat tanpa rokok adalah kunci keberhasilan dari terapi yang akan diberikan secara terus menerus kepada RAP, hingga ketergantungan pada rokoknya menghilang. RAP merokok karena pola pengasuhan dari keluarga yang longgar.

“Kita sudah dapat informasi, RAP ini kenal rokok karena orang tuanya tidak bisa menolak kemauan anak itu. Maklum, RAP ini anak laki-laki satu-satunya dari lima bersaudara,” ucapnya. Salah satu terapi yang sudah mulai menunjukkan hasil adalah, mengenalkan bahaya merokok pada RAP melalui gambar-gambar yang menakutkan. Hal ini diakui sang ibu, bahwa anaknya sudah dua hari ini tidak merokok. “Alhamdulillah dari informasi orang tuanya, anak ini sudah dua hari tidak meroko,” pungkasnya.

 

(cr16)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *