SUKABUMI – Warga Kampung Cilaksana RT04/RW 01, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, melakukan aksi protes yang unik terhadap kondisi jalan rusak yang belum diperbaiki selama belasan tahun. Yakni, dengan menanami pohon pisang dan sejumlah ranting pohon untuk menutup akses jalan yang rusak tersebut.
Akses jalan yang mereka tutup dengan pohon pisang dan ranting pohon ini adalah jalan yang berstatus Kabupaten dan merupakan jalur vital yang menghubungkan kampung ini dengan wilayah sekitarnya.
Ketua RT 04/RW 01 di Kampung Cilaksana, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Dedih (63) mengatakan, kondisi jalan rusak parah menyebabkan kesulitan bagi warga dalam melakukan mobilitas sehari-hari.
Kendaraan tidak dapat melintas dengan aman karena lubang-lubang besar yang menganga mengancam keselamatan pengguna jalan.
Selain itu, warga di kampung tersebut juga menyadari, bahwa keluhan mereka selama bertahun-tahun tidak diindahkan, warga Kampung Cilaksana merasa terusir dan merasa tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi, untuk memperbaiki jalan rusak tersebut.
“Untuk itu, warga disini memilih untuk melakukan tindakan protes dengan cara yang tidak biasa ini, yaitu menanam pohon pisang dan ranting pohon untuk menutup jalur yang rusak,” kata Dedih pada Minggu (17/09).
Tindakan protes ini dilakukan sebagai bentuk kegamangan warga yang telah bertahun-tahun berjuang agar jalan mereka diperbaiki. Namun belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Mereka berharap bahwa tindakan ini dapat menarik perhatian pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi itu, untuk segera memperbaiki jalan yang rusak tersebut.
“Sebenarnya protes warga terkait jalan rusak ini sudah lama, namun masih berhasil diredam dengan janji akan diperbaiki. Nah, faktanya sampai sekarang belum juga ada perbaikan. hingga akhirnya warga sudah hilang kesabaran dan melakukan aksi seperti ini,” tukasnya.
Meskipun aksi ini tampak unik, namun keputusan warga untuk menutup jalur yang rusak dengan pohon pisang dan ranting pohon merupakan tindakan putus asa yang mereka tempuh sebagai akibat dari ketidakpedulian pemerintah terhadap keluhan mereka.