Pemuda Ini Diincar Warga Gara-gara Hina Pencari Kerja

RADARSUKABUMI.com – Seorang pemuda bernama Agus diincar oleh warga Karawang, Sabtu (14/9/2019). Pemuda tersebut menghina para pencari kerja yang menggelar aksi demo di kantor Pemda Karawang.

Pasalnya, pemuda ini terang-terangan berkomentar soal susahnya mencari kerja di Karawang, dan membuat warganet asal Karawang geram.

Bacaan Lainnya

“Bersaing secara sehat, nggak ngemis-ngemis ke Pemda untuk ngasih kerjaan woy,” tulisnya.

Ia mengaku, meski sebagai orang kampung, pihaknya tak lantas mengemis-ngemis seperti pribumi.

“Ya, saya di Karawang, usaha cari kerja, nggak ngemis-ngemis,” katanya.

Menurutnya, pihak PT tak mungkin seenaknya merekrut, pasti ada seleksi.

Warganet pun berlomba-lomba melakukan skrensut terhadap komentar-komentarnya, dan disebar di beberapa grup sosial media.

Salah satu warganet bahkan membuat boardcast khusus guna mencari sosok pria yang disebut bernama Ahmad.

“Ok…sudah masuk agenda😎

Nama : agus Asal : pati (jawa tengah) Kasus : menghina pribumi karawang Status : dicari semua masyarakat karawang

Tolong yg lihat orang ini beritahukan saya.

Sebab sudah menyangkut harga diri MASYARAKAT KARAWANG yg diinjak”… Salam pengintai #debu_mushola,”

Sebelumnya, video curhatan Tito (26), salah satu peserta demo dari Solidaritas Pengangguran dan Pribumi Karawang yang mengungkapkan sulitnya pribumi mendapatkan pekerjaan di wilayah Karawang, Kamis (12/9/2019), viral di sosial media.

Lelaki asal Desa Wadas, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang ini mengaku, untuk sekali melamar pekerjaan saja membutuhkan biaya tinggi. Apalagi ditambah ketidakjelasan dari pihak yang dimasuki lamaran oleh para pelamar kerja.

“Kita bikin lamaran 1 aja berapa, hampir 20 ribu, itu 1 lamaran, belum, belum 3, belum ongkosnya, belum buat makan kita, buat adik-adik saya,” ujar Tito.

Tapi, lanjut pria berbaju cokelat ini, saat sampai PT atau Disnaker ataupun BKK, ataupun yang lainnya, tidak diterima.

“Terus setiap hari kayak gitu, mau sampai kapan, pak? Tolong kami, pak. Kami juga berwenang untuk bekerja di PT ini. Ini Karawang kota kami, bukan kota-kota orang sana,” bebernya saat mediasi peserta demo.

Ia mengungkapkan banyak hal yang sudah keluar sebagai biaya untuk melamar pekerjaan. Namun, itu semua hasilnya nihil alias nol besar.

“Alasannya apa, harus tinggi badan sekian, harus lulusan sekian. Apalagi yang dari pelosok sana, pak, Batujaya, Cimalaya Wetan, yang sananya lagi, saya dari Wades pertengahan di sini. Tapi yang lain, ada yang dapat uang dari rongsok, ada yang uang dapat dari malam Sabtu jualan kopi, pas dapat uang langsung kita bawa buat bikin lamaran,” curhatnya.

(mar/ega/pojokjabar/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *