Kadinkes Bogor : Pasien Omicron Pertama Punya Riwayat Perjalanan ke Jakarta

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Mike Kaltarina. (Pemkab Bogor/Antara)

JAKARTA — Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Mike Kaltarina menyebutkan, pasien Covid-19 varian Omicron pertama di wilayahnya memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta.

”Dia sering ke Jakarta menggunakan transportasi umum. Tapi saat ini kondisinya baik dan sudah dilakukan isolasi,” ungkap Mike seperti dilansir dari Antara di Cibinong, Kabupaten Bogor.

Bacaan Lainnya

Mike menduga, pasien Omicron yang merupakan warga Kecamatan Dramaga itu terpapar transmisi lokal. Pasalnya yang bersangkutan terbilang jarang beraktivitas dengan perjalanan Bogor – Jakarta.

”Mungkin dia (transmisi) lokal ya. Dia ke Jakarta lalu pulang. Tapi orang ini bukan bekerja di Jakarta, hanya sekali-sekali ke Jakarta. Kebetulan barangkali terkena di perjalanan,” terang Mike.

Komandan Korem (Danrem) 061/Suryakancana Brigjen Ahmad Fauzi mengungkap adanya kasus Covid-19 varian Omicron perdana di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Yakni warga asal Kecamatan Dramaga.

”Kami sampaikan ada satu yang kena (Omicron) di Dramaga,” ungkap Danrem Ahmad Fauzi.

Menurut dia, warga yang terpapar Omicron merupakan seorang pria berusia 28 tahun. Pemuda tersebut terkonfirmasi positif sejak 6 Januari dan saat ini menjalani perawatan di Jakarta. Satgas Covid-19 sudah melakukan tracking dan menemukan sebanyak 10 orang yang kontak erat.

”Dari hasil pengecekan, dari 10 orang yang kontak erat itu dinyatakan negatif. Sehingga kami fokus untuk satu orang tadi,” kata Brigjen Fauzi.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan wilayahnya masih aman meskipun ada 14 orang positif terinfeksi Covid-19 varian Omicron. ”Sementara aman terkendali. Warga Jabar ada 50 juta orang yang terpapar Omicron terdeteksi 14 orang ber-KTP Jabar. Jadi masih aman,” kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil meminta semua pihak memastikan penyebaran virus tersebut terkendali, setiap daerah di wilayah Jawa Barat perlu melakukan 3T (pengecekan, pelacakan, dan penanganan) bagi warga yang terpapar. Apalagi jika ada warga yang baru saja datang dari luar negeri.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *