Sabda Desa Edupark, Perpustakaan Anti Bikin Bosan di Margamukti Pangalengan

Sabda Desa Edupark
Sabda Desa Edupark di Kampung Cinyiruan Desa Pangalengan, yang merupakan perpustakaan outdoor dengan berbagai macam fasilitas/Ist

Kabupaten Bandung – Sebagai upaya terobosan dalam rangka menciptakan perpustakaan yang tidak hanya di dalam ruangan, warga Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung membangun Sabda Desa Edupark di Kampung Cinyiruan.

Founder Sabda Desa Edupark, Asep Syamsudin mengatakan Sabda Desa Edupark ini memiliki konsep yaitu bagaimana perpustakaan itu bisa dibawa ke outdoor, jadi bukan hanya di dalam ruangan saja.

Bacaan Lainnya

Agar pengunjung perpustakaan tidak merasa jenuh. Selain itu, juga dalam rangka mewujudkan perpustakaan berbasis inklusi sosial.

“Kita kan punya perpustakaan yang di Desa Margamukti. Jadi Perpusnas kan sedang menggembar-gemborkan perpustakaan berbasis inklusi sosial, nah kita mengembangkan. Tapi karena di Desa Margamukti tidak ada lahan, makanya kita melirik ke wilayah lain, yang mempunyai nilai heritage salah satunya di Kampung Cinyiruan Desa Pangalengan,” ujar Asep saat dihubungi Radar Bandung, Kamis (17/2).

Kampung Cinyiruan memang memiliki nilai heritage yang tinggi, dimana dulunya wilayah tersebut bekas perkebunan Kina. Dengan demikian, pengunjung juga bisa mendapatkan edukasi tentang tanaman Kina.

Bagi pengunjung yang menyukai sejarah, pengelola menyediakan fasilitas wisata heritage. Pengunjung akan diantar ke perkebunan dan mendapatkan penjelasan tentang sejarahnya.

Berdiri di tanah seluas 1,8 hektare, Sabda Desa Edupark ini memiliki berbagai macam fasilitas. Diantaranya taman dengan koleksi bunga sebanyak 25 jenis, mini zoo, gogo ikan hingga camping ground.

Dan untuk fasilitas perpustakaannya, pengelola telah menyediakan tiga ribu buku bacaan disimpan di dalam gazebo atau kotak literasi cerdas (kolecer) yang diletakkan di sudut-sudut taman.

“Taman-taman bunga itu sebagai tambahan, supaya orang senang suka sekaligus jadi tempat wisata di perpustakaan ourdoor kita,” tuturnya.

“Sebelumnya itu hanya ada tugu disana, dipinggirnya itu ada bangunan afdeling yang masih beroperasi dan digunakan oleh Perkebunan Kertamanah. Nah disana itu ada tugu peringatan seratus tahun berdirinya perkebunan Kina. Sebelumnya itu lapangan yang terurus, cuman digali pakai beko jadi bisa ditanami,” sambungnya.

Dengan berbagai macam fasilitas tersebut, pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp5 ribu untuk membeli tiket masuk. Kata Asep, Sabda Desa Edupark buka setiap hari, tapi biasanya pada saat weekday dan weekend pengunjung yang datang lebih ramai.

“Perpustakaan bermetamorfosa jadi ada kegiatan lain, biar selain pendidikannya dapat ekonominya juga dapat. Ada 12 orang pengelola yang merupakan warga desa sekitar,” ungkap Asep.

Karena biaya operasional cukup tinggi dan ada penambahan fasilitas, pihaknya berencana menaikkan harga tiket menjadi Rp10 ribu. “Kedepannya ada fasilitas tambahan, rencana seperti buat sirkuit untuk anak,” pungkas Asep. (fik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *