Jelang Idul Adha, PMK Masih Merebak, Abdul Muiz Minta Pemerintah Gerak Cepat

Abdul Muiz
Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Abdul Muiz

BANDUNG — Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Fraksi PKS Abdul Muiz meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus melakukannya langkah antisipatif terhadap ancaman wabah berbahaya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Jika tidak segera diantisipasi, hewan ternak di Jawa Barat bisa bernasib sama dengan daerah lain seperti di Jawa Timur.

“Saya rasa sangat penting bagi Pemprov Jabar melakukan upaya-upaya serius dalam mengantisipasi peredaran wabah ini lebih jauh lagi, Karena Jabar punya populasi hewan ternak yang cukup besar. Apalagi menjelang Hari Raya Idul Adha. Hewan ternak harus dipastikan dalam keadaan sehat,”jelas Abdul Muiz.

Bacaan Lainnya

Tercatat, populasi hewan ternak di Jawa Barat meningkat setiap tahun. Baik jenis sapi perah, sapi potong, kuda, kambing, domba dan kerbau. Sebagai contoh, jumlah sapi potong menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat meningkat 392.590 ekor pada tahun 2020 dan 415.036 ekor pada tahun 2021. Kemudian sapi perah 118.434 ekor pada tahun 2020 dan 119.915 pada tahun 2021.

“Kita berharap ada peningkatan pada tahun 2022 ini. Komoditas ternak sangat potensial secara ekonomi bila kesehatannya terkontrol. Akan sangat disayangkan bila di tengah peningkatan populasi hewan ternak justru potensinya tersendat oleh wabah penyakit. Semoga bisa segera diantisipasi oleh pemerintah,”terangnya

Lebih lanjut dirinya mengatakan, Distribusi vaksin harus dilakukan cepat, masif dan merata ke berbagai kawasan. Hal ini guna mencegah meluasnya penyebaran virus PMK yang mutasinya sangat cepat.

Per Selasa (21/06/22) Satgas PMK Kementerian Pertanian melaporkan sebanyak 214.994 hewan telah terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku. Jumlah hewan terjangkit akan semakin besar jika pemerintah lambat dalam menangani masalah ini.

“Kondisi ini bukan hanya merugikan para peternak di desa-desa, namun juga meresahkan masyarakat yang akan menyembelih hewan qurban. Selain sulit didapat, tingkat kesehatan hewan juga membuat masyarakat cemas. Perayaan Idul Adha jadi kurang kondusif,” ujarnya.

Pos terkait