New Normal Cianjur Mulai 2 Juni 2020 , Masjid, Perkantoran, Hotel, dan Pasar Dibuka

Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Cianjur melakukan rapat persiapan New Normal di Cianjur.(Foto:Hakim/Radar Cianjur).

CIANJUR – Berdasarkan kebijakan yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwal Kamil pada rapat persiapan New Normal, Kabupaten Cianjur diizinkan untuk melaksanakan New Normal.

“Pertama berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pak gubernur pada saat vidcon Forkopimda Jabar, dengan Forkopimda Kabupaten kota se Jabar bahwa Kabupaten Cianjur diperbolehkan melaksanakan new normal,” kata Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman kepada RADARCIANJUR.

Bacaan Lainnya

Pada rapat yang dilaksanakan di Bale Praja, Senin (1/6/2020) juga telah dibahas draf Peraturan Bupati yang akan segera dikeluarkan untuk pelaksanaan New Normal di Kabupaten Cianjur.

“Secepatnya, barusan masukan-masukan dari OPD dan Forkopimda, akan dibahas hari ini secepatnya kita akan segera laksanakan. Untuk simulasi kita akan lihat besok ke Masjid Agung, perkantoran, mall, pasar dan sebagainya,” ungkapnya.

Lanjutnya, di tahap awal yang akan di buka yakni masjid, perkantoran, hotel, dan pasar dengan melakukan protokol kesehatan.

“Sesuai arahan dari pemerintah pusat ada empat pase, pase satu, dua, tiga, dan empat,” jelasnya.

Sementara itu, grafik penyebaran virus corona (Covid-19) di Wilayah Kabupaten Cianjur hingga saat ini terus mengalami penurunan dari hasil Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dandim 0608/Cianjur, Letkol Inf Rendra Dwi Ardhani mengatakan, saat ini kasus positif Covid-19 di wilayah Cianjur sudah tidak ada, meski, kasus Pasien Dalam Pemantauan (PDP) yang meninggal masih terjadi.

“Seminggu terakhir tidak ada kasus positif, tapi yang PDP meninggal masih ada,” ujarnya.

Sehingga, berdasarkan analisa dari beberapa pihak, Kabupaten Cianjur harus mengikuti fase new normal.

“Mau tidak mau, Cianjur harus new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB),” terangnya.

Jelang new normal, ada beberapa hal yang harus diantisipasi seperti arus perjalanan orang yang masuk ke Cianjur. Karena itu, pengawasan di perbatasan di wilayah harus tetap diperketat.

Sedangkan, Pemerintah Daerah (Pemda) Cianjur dan Gugus Tugas Penanganan Covid -19 harus segera menyusun Peraturan Bupati (Perbup) baru yang akan menjadi panduan protokol kesehatan baru di fase normal.

“Nantinya Perbub tersebut mengatur Protokol kesehatan di semua bidang, termasuk salahbsatunya penempatan jumlah personel dan tempat-tempat keramaian, baik pasar modern, maupun pasar tradisional dan tempat wisata,” paparnya.

Dalam new normal nantinya sejumlah pasar dan toko non pangan serta rumah makan diizinkan buka. Namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Social distancing dan pembatasan kapasitas pengunjung diperlukan pengawasan yang melekat oleh aparat gabungan dan imbauan melalui semua media yang ada,” paparnya.

Dalam penanganan corona jangka panjang saat ini, pihaknya berharap mesjid dan tempat ibadah bisa berperan aktif dalam memberikan edukasi dan bantuan bagi warga.

Seperti tokoh agama bisa menjadi garda terdepan untuk memperkuat apa yang sudah dilakukan aparatur wilayah.

“Nanti sosialisasi bisa dilakukan di lingkungan mesjid, baik secara tatap muka terbatas dengan tetap menjaga jarak atau dengan menggunakan pengeras suara,” jelasnya.

Apabila grafik Covid-19 nantinya terus menurun, kata dia, maka mesjid dan tempat ibadah lainnya bisa mulai aktivitas ibadah dengan berjamaah dengan tetap melakukan protokol kesehatan yang akan diatur secara detail sesuai kondisi masing-masing.

“Namun dalam beberapa terakhir ini harus diantisipasi arus mudik dan balik, masuk dan melewatu Cianjur, sehingga di imbau agar mesjid yang lokasinya berada di perlintasan dan mudah di akses publik agar tidak melaksanakan aktivitas ibadah secara berjamaah,” tegasnya.

Pihaknya berharap, masyarakat untuk tetap disiplin sesuai protokoler kesehatan. “Gunakan masker bila bepergian dan biasakan mencuci tangan serta jaga jarak,” pungkasnya.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal mengungkapkan, perkembangan penyebaran Covi-19 pada beberapa kasus mengalami penurunan seperti orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) naik turun.

“Kalau diambil garis rata-rata, PDP itu naik turun. Kadang tinggi dan besoknya turun lagi, karena laporan kita harian. Sementara kalau ODP itu menurun,” ungkapnya.

Lanjutnya, menurunnya ODP berkat dari pretasi penyekatan di perbatasan, sehingga masyarakat yang akan memasuki Cianjur dengan kondisi kurang sehat maka dikembalikan. Sehingga penyekatan efektif menjadi salah satu pendukung turunnya tren ODP.

“Penyekatan di perbatasan yang efektif menjadi salah satu pendukung dari turunnya tren ODP saat ini,” jelasnya.

(kim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *