BANDUNG-– Kebijakan ganjil genap untuk mengurai kemacetan di Bandung, Jawa Barat disebut sebagai solusi untuk mengurai kemacetan di beberapa ruas jalan. Namun kebijakan tersebut merupakan sebagai program jangka pendek.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan ganjil genap merupakan salah satu cara atau solusi untuk mengurai kemacetan di kota kota yang padat dengan kendaraan roda dua maupun empat.
Maka jika diterapkan di Kota Bandung berdasarkan kebijakan Kementerian perhubungan yang mendorong untuk lakukan ganjil genap di daerah dengan lalu lintas yang padat.
“Saya pikir ganjil genap ini adalah satu solusi. Karena kita berbicara di perhubungan ini harus bicara karakteristik transportasi, dari mulai hulu, tengah juga pemanfaatan ruang,” kata Dedi di Gedung Sate Bandung, belum lama ini.
Namun hingga saat ini, pihaknya belum bisa menyebut cocok atau tidak jika ganjil genap diterapkan di Kota Bandung. Maka akan melalu pengkajian terlebih dahulu sebelum diaplikasikan di ruas jalan Kota Bandung.
“Kalau diterapkan di Bandung kita akan kaji dulu, sekarang kita bicaranya lompatan ke depan jadi bukan hanya menangani jangka pendek saja. Karena rekayasa lalin, one way, ganjil genap itu kan dilakukan bertahap. Kata Pak Gubernur (Ridwan Kamil) kita harus berbicara secara holistik yaitu bicara kebutuhan,” jelasnya.
Maka akan dikaji terlebih dahulu, namun tetap ganjil genap adalah salah satu solusi untuk mengurai kemacetan. Sebagaimana diketahui pertumbuhan kendaraan di Jabar mencapai 12 persen sedangkan jalan hanya 1,2 persen. Maka jika semua kendaraan beriringan di Jalan otomatis akan padat atau macet.
“Permasalahan dan isu-isu (transportasi) itu banyak, maka kita akan lalukan dari manajemen lalu lintas, ganjil genap, one way transportasi dan pembenahan pemanfaatan ruang harus sesuai,” ungkapnya.
Sebelumnya, kementerian perhubungan mendorong untuk dilakukan kebijakan ganjil genap di beberapa daerah yang padat, salah satunya yakni Kota Bandung. Kebijakan ini pun direspon baik namun harus melewati kajian terlebih dahulu.
(ona/JPC)