4 Jamur Raksasa Tumbuh di Pekarangan Rumah Warga di Cicalengka

jamur raksasa
Seorang anak kecil melihat jamur raksasa yang tumbuh di halaman rumah warga, Cicalengka. FOTO: TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG

BANDUNG – Warga Kampung Munggangsari RT 3/7 Desa Babakan Peteuy Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung dikagetkan dengan kemunculan jamur berukuran raksasa.

Bukan hanya 1, melainkan ada 4 jamur raksasa yang tumbuh di salahsatu halaman rumah warga.

Bacaan Lainnya

Rohaeti (78) mengatakan jamur tersebut tumbuh di halaman depan rumahnya.

Melihat jamur yang memiliki lebar sekitar 30 cm, Rohaeti mengaku merasa aneh saja. Apalagi, ia tak pernah sekalipun menanam jamur di lingkungan rumahnya.

“Adanya jamur berukuran raksasa ini ketahuannya Jumat pagi (1/10). Belum pernah tanam jamur, karena kebun itu biasa di tanam pohon mangga saja dan tanaman lainnya,” ujar Rohaeti kepada Radar Bandung di Cicalengka, Minggu (3/10).

Rohaeti menyebut jamur tersebut dengan sebutan Suung Raksasa. Ada 4 jamur dengan ukuran serupa yang tumbuh. Jamur-jamur itu, kata Rohaeti, akan ia biarkan sampai membusuk sendiri.

“Jamurnya enggak ada baunya. Enggak berani pegang jamur, takut beracun,” ucap Rohaeti.

Sementara itu, Peneliti Bidang Mikrobiologi di Pusat Riset Biologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Cibinong, Iwan Saskiawan menjelaskan jamur atau fungi termasuk mikroorganisme dan salah satu fase dari siklus hidupnya yaitu tubuh buahnya, seperti yang ditemukan di Cicelengka, yang berukuran makroskopis.

Identifikasi jamur untuk menentukan jenisnya, ungkap Iwan, harus lengkap dari berbagai sisi.

Seperti yang menunjukkan karakteristik bentuk tudungnya, kemudian pada bagian bawah tudung, bentuk tangkai dan posisi tangkai yang menempel di tudung.

Sedangkan untuk karakter mikroskopik bisa dilihat di bawah mikroskop seperti bentuk dan warna spora serta beberapa karakter lainnya.

“Jamur (yang ditemukan di Cicalengka) menurut saya dari jenis Boletus atau Phlebopus,” ujar Iwan saat dihubungi.

Iwan melanjutkan, jamur tersebut tidak layak konsumsi. Menurutnya, fase tubuh buah akan terbentuk karena faktor lingkungan seperti kelembaban dan suhu. Jika faktor lingkungan belum mendukung, maka jamur akan berbentuk miselia, yaitu seperti kumpulan benang-benang berwarna putih.

“Itu merupakan fenomena biasa. Ingat pepatah “seperti jamur tumbuh di musim hujan,” katanya.

Di lingkungan, jamur mempunyai peranan sebagai dekomposer bahan-bahan organik sehingga bisa digunakan tanaman untuk nutrisinya.

Karena itu, keberadaan tubuh buah jamur, juga bisa dijadikan bioindikator bahwa lingkungan sekitar lokasi masih bagus dan unsur-unsur organiknya masih terjaga.

“Biarkan saja, karena pada fase tubuh buah tersebut jamur memproduksi dan menyebarkan spora yang berukuran mikroskopis untuk kelangsungan hidupnya,” pungkasnya. (fik/radarbandung)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *