Surip, Perajin Bonsai Andalan Desa Ganting

ROBERT RISKY/JAWA POS PUNYA 300 TANAMAN: Surip memotong daun salah satu koleksi bonsainya.

RADARSUKABUMI.com – Berawal dari hobi, Surip kini memiliki 300 bonsai plus pot di rumahnya. Semua dikerjakan sendiri. Waktunya mulai pagi, siang, hingga malam tercurah untuk merawat bonsai. Dia pun menjadi andalan Desa Ganting dalam Sidoarjo Bersih Hijau (SBH) 2018.

ROBBY KURNIAWAN

KEDUA tangan Surip berlumuran semen. Dia sibuk membuat pot tanaman. Bahannya sederhana. Tanah dicampur semen, lalu diaduk dengan tambahan air. Adonan tersebut di taruh dalam cetakan beragam bentuk. Ada kotak, lingkaran, hingga bentuk kendi besar Berawa.

Warga Desa Ganting, Gedangan, itu tidak hanya lihai membuat pot. Dia juga suka merawat tanaman. Di antaranya, pohon asem dan daun dolar. Pohon tersebut dibonsai dalam pot buatannya sendiri. Jumlahnya tidak hanya satu, tetapi ratusan. Surip menaruhnya di pekarangan depan dan belakang rumah. Langkah kaki terhenti karena ingin melihat secara detail pohon bonsai tersebut.

’’Jangan lama-lama. Nanti jadi pengin satu untuk dibawa pulang,’’ kata Surip ketika diwawancarai Minggu (24/12).Pria 58 tahun itu memiliki sekitar 300 pohon bonsai dari beragam jenis tanaman. Dia menyatakan belajar membuat bonsai secara otodidak. ’’Pertama lihat ada tanaman dibonsai kok bagus. Lalu, saya beli satu,’’ ujarnya. Dari satu tanaman tersebut, Surip berupaya membuatnya lagi sendiri. Yang dipilih daun dolar.

’’Tekniknya lihat dari bonsai pertama tadi,’’ katanya. Dua hingga tiga bulan kemudian, batang pohon berkembang dan menyesuai kan bentuk tersebut. Hasilnya menjadi tanaman hias yang bisa ditaruh di depan rumah.

Sejak saat itu Surip mengutak-atik tanamannya sendiri. Dia berupaya berkreasi membuat beragam jenis bonsai. Selain itu, bapak satu anak tersebut berusaha membonsai tanaman lainnya. Hasilnya sangat tidak diduga.’’Alhamdulillah sukses. Saya jadi seperti ketagihan membuat bonsai,’’ paparnya.

Berhasil membuat bonsai, banyak tetangga yang ingin membelinya. Bahkan, Surip terkenal sebagai pembuat bonsai. Harganya pun variatif. ’’Sekitar Rp300 ribu–Rp3 juta,’’ ucapnya.’’Itu sesuai dengan bentuk dan ukuran,’’ tambahnya.

Surip mengatakan, dirinya hobi menanam sejak kecil. Tidak ada maksud menekuni bonsai. Dia tiba-tiba tertarik untuk membentuk pola dahan pohon yang bergeliat. Tidak menjulur ke atas. ’’Saya tidak berniat untuk bisnis. Banyak kunjungan jadi suka. Namun, kalau mau beli, silakan,’’ tuturnya.

Karena keahliannya tersebut, warga menjuluki Surip perajin bonsai andalan Desa Ganting. Apalagi, desa tersebut terpilih sebagai peserta Sidoarjo Bersih dan Hijau (SBH) 2018. ’’Semoga ini dapat berkontribusi untuk penghijauan desa. Malah menjadi ikonnya,’’ ucapnya.

Sebagai istri Surip, Nurul Nur Jamiah mendukung kegiatan suaminya. Dengan adanya bonsai, dia menyatakan bisa mengikis kesepian di rumah. Anak tunggalnya berada di luar kota untuk kuliah. ’’Indah lihatnya dan bagus,’’ katanya.

Jamiah menjelaskan, Surip selalu sibuk dengan bonsainya. Sejak pagi hingga sore dia memotong tanaman hias tersebut agar rapi. Bahkan, dia menyempatkan untuk menyirami bonsainya saat tengah malam. Karena itu, dia ti dak tega jika melihat tanamannya dibeli. ’’Sudah bagus-bagus lha di beli orang,’’ ungkapnya.

Dia hanya berharap setiap pembeli bisa merawat bonsai sebaik-baiknya. ’’Karena kami juga merawatnya dengan sepenuh hati,’’ paparnya. Sementara itu, Kaur Perencanaan Desa Ganting Kusrini mengatakan, dalam SBH tahun ini, Ganting akan menonjolkan segala potensi yang dimiliki. Salah satunya bonsai milik Surip. Bukan hanya itu, rumah sehat, rumah seni, dan daur ulang juga ada. ’’Itu yang akan diunggulkan,’’ paparnya.

 

(*/c15/ai)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *