Mengenal Lebih Jauh MC Kondang Asal Sukabumi, Feni Diana

KEGIATAN RUTIN: Moment saat Feni Diana atau VJ Jenonk sedang menjadi master of ceremonial (MC) di salah satu hotel daerah Jakarta.

Jejaknya Tertinggal di Sabang Hingga Pulau Dewata

Mencapai puncak kesuksesan, tentunya dibutuhkan pengorbanan dan kerja keras yang tinggi. Seperti halnya yang dialami, Master of Ceremonies (MC) atau pembawa acara kondang asal Kota Sukabumi, Feni Diana. Bagaimana perjalanan karir sang MC tersebut, hingga bisa menjajal seluruh kota di Indonesia. Berikut sepenggal cerita yang diungkapkan kepada Radar Sukabumi,

Laporan, Hiti Robiah

Memandu suatu acara memang tidak mudah dilakukan. Selain dibutuhkan keberanian, wawasan yang luas pun menjadi salah satu syarat menjadi memandu suatu acara. Selain itu kemahiran bercakap menjadi modal utama saat menjalankan tugasnya.

Di Kota Sukabumi, ada salah seorang MC yang cukup kondang dan kerap dipanggil keberbagai acara. Mulai dari acara kondangan hingga acara peresmian perusahaan pun sudah pernah menggunakan jasanya. Ya, dia adalah Feni Diana atau dikenal dengan panggilan Vj Jenonk.

Perempuan single yang lahir di Waluran, Kabupaten Sukabumi, 30 tahun silam ini memang penuh dengan kisah menarik dan menantang. Vj Jenonk ini mengaku bahwa keberhasilan yang ia raih saat ini tidak terlepas dari ratusan rintangan dan cobaan yang pernah ia lewati sebelumnya.

MC kondang kebanggan Kota Sukabumi ini telah memiliki segudang prestasi mulai dari bidang olahraga ataupun seni. Walau dulu sempat menjadi atlet lari jarak pendek saat masih berada di bangku sekolah, namun kini ia lebih nyaman diingat oleh kebanyakan orang sebagai MC yang berkarakter lucu, santai dan menyenangkan.

Berbagai event seperti pernikahan, ulang tahun, tunangan, pesta yang digelar sebuah perusahaan dan acara millenial lainnya pun kerap ia bawakan sehingga menjadi acara yang wah dan berkesan bagi para tamu undangan.

Kini, hampir setiap minggu bahkan setiap hari pasti akan ada moment yang di isi olehnya baik di dalam Kota Sukabumi maupun di luar kota.

“Tidak jarang dalam satu hari ada dua acara yang harus saya bawakan, dan menurut saya itu berkah dari Allah Subhanau Wa Ta’ala.

Karena bagi saya lebih baik capek bekerja daripada capek nyari kerja, maka nikmatin aja selagi Allah kasih rejeki,” beber Jenonk dengan bangga.

Namun, jauh sebelum semua itu terjadi. Ia menceritakan sebuah kisah yang membuat dirinya kuat dan bertahan di Kota Sukabumi dan ia memutuskan akan berkiprah di Kota Sukabumi selamanya.

“Saat saya lulus SMA pada tahun 2007, saya daftar menjadi anggota polisi wanita (Polwan). Polwan adalah cita-cita saya waktu kecil sih, namun ternyata tidak mudah dan saya tidak lolos walau memiliki segudang prestasi dalam bidang olahraga,” ungkapnya sambil mengenang.

Selain kegagalannya mendaftar sebagai polwan, ia pun mengalami kesulitan finansial saat harus melanjutkan kuliah di salah satu universitas di Kota Sukabumi. “Setelah itu, saya pergi ke Kota Sukabumi sendirian untuk kuliah sambil bekerja,” ujarnya.

Ia mengaku sempat kuliah jurusan biologi di sebuah universitas di Kota Sukabumi, namun harus berhenti di tengah jalan akibat terkendala biaya.

Tidak putus asa, ia pun mulai mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang. Mulai dari menjaga toko baju di Jalan RE Martadinata sampai mendapat tawaran menjadi seorang pembawa acara sebuah club sepakbola.

“Mungkin itu ya titik baliknya, orang lebih seneng saya memandu acara karena saya bawel daripada jaga toko. Dan suatu ketika saya mendapat tawaran untuk menjadi seorang reporter di salah satu stasiun televisi (TV) ternama di Indonesia,” terangnya.

Perjalanan hidupnya dimulai sejak itu, ia berkeliling Indonesia untuk memenuhi tugasnya sebagai reporter di stasiun TV selama beberapa tahun.

“Penghasilan saya cukup dibilang fantastis, sebab bisa mengumpulkan uang hingga puluhan juta rupiah dalam satu kali kontrak. Namun sayang, belum sempat bertugas di Papua, padahal saya sangat penasaran dengan Merauke,” ujarnya.

Setelah terkenal dengan kemampuannya, ternyata selesai kontrak di stasiun TV yang lain ia mendapatkan tawaran juga di stasiun TV lainnya.

“Namun saya sering merasa tidak bahagia, sebab kehidupan di sana membuat saya jauh dengan orang tua dan keluarga serta pergaulan di sana terlalu bebas,” tuturnya.

Semakin lama, ia merasa ada hal yang belum sempurna. Ia ingin kembali ke kota kelahiran dan menjenguk orang tuanya selagi masih ada usia karena ia sadar bahwa uang bukan segalanya.

“Alhamdulillah setelah semua yang saya lewati, saya ceritakan kepada orang tua saya dan keluarga saya tentang harapan saya untuk berada di dekat mereka,” terangnya.

Kehidupan Ibu Kota tidak membuatnya gelap mata, setelah perjalanan hidup yang panjang dan karier yang sudah dimilikinya akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Kota Sukabumi dengan terjun kembali menjadi seorang MC yang siap melayani acara apapun.

“Saya hanya ingin berbagi, apapun rintangan dan cobaan yang dihadapi janganlah berputus asa apalagi merasa terpuruk, maju terus dan coba lagi memperbaiki kegagalan yang telah dirasa,” pungkasnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *