Kebanyakan Rumah di Tepi dan Bawah Tebing

RADARSUKABUMI.com – Medan berat sudah menghadang 5 kilometer sebelum jembatan putus yang mengakibatkan Dusun Kedaton dan Lawang Kedaton terisolasi. Berikut catatan wartawan Jawa Pos Radar Bromo ARIF MASHUDI yang harus dua kali berganti motor plus berjalan kaki menembus jalan yang tertutup longsor.


PAUL menghentikan laju motor. Bukan karena mogok atau kehabisan bensin. Tapi karena jalan di depan memang sudah tak mungkin dilewati “Cuma bisa sampai sini, Mas,” kata Paul, tukang ojek yang mengantarkan saya.

Bacaan Lainnya

Jalan di depan tertutup longsoran sepanjang sekitar 20 meter. Padahal, lokasi rumah duka korban longsor di Dusun Lawang Kedaton, Desa Andungbiru, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, masih 2 kilometer lagi.
Kepalang tanggung, sudah sejauh itu, sudah berkali-kali terhenti, dan menempuh puluhan kilometer jalanan berisiko, saya pilih meneruskan perjalanan. Dengan berjalan kaki tentu saja.

Kedaton dan Lawang Kedaton merupakan dua dusun di Andungbiru yang masuk wilayah Kecamatan Tiris yang terisolasi akibat banjir bandang dan longsor kemarin (11/12). Ada ribuan warga di dua dusun itu yang aksesnya ke dunia luar terputus seiring putusnya jembatan penghubung.

Perjalanan menembus dua dusun itu saya awali dengan meminjam sepeda motor trail milik BPBD (badan penanggulangan bencana daerah). Berangkat dari Tiris, akses sampai ke Krajan masih bisa dilewati dengan baik. Tapi, begitu memasuki Krajan, medan berat menghadang. Bukan hanya perkara jalan yang rusak dan berbatu. Ada juga beberapa titik yang tertimbun longsor.

Sehingga warga pun memutuskan untuk membuat jalur baru supaya bisa dilewati sepeda motor ataupun jalan kaki. Risikonya, jalur itu berlumpur dan licin. Medan sulit tersebut terbentang sekitar 5 kilometer. Sampai di jembatan yang putus. Yang membuat Kedaton dan Lawang Kedaton terisolasi. “Kalau mau ke lokasi rumah terkena longsor masih jauh, Mas. Tapi, kalau ke lokasi jembatan putus dekat kok,” kata Sam, kepala Desa Andungbiru yang tinggal di Krajan.

Dekat secara jarak, tapi tidak mudah ditempuh. Sementara di atas sana langit tampak redup karena mendung. Meski jarum jam baru menunjuk pukul 12.00. Begitu sampai di jembatan yang putus di Kedaton, motor jenis apa pun tak bisa lagi melanjutkan perjalanan. Jembatan tersebut hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki sambil berpegangan erat ke sisa bangunan agar tak jatuh ke sungai.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *