Jadi Imam Masjid Dua Negara, Tetap Ingin Mengabdi di Indonesia

Alumnus Ponpes Rakha Amuntai ini berstatus hafiz Alquran saat usia 16 tahun. Hebatnya lagi, dia pernah menjadi imam masjid di dua negara.

MUHAMMAD AKBAR, AMUNTAI

Bacaan Lainnya

“Assalamualaikum,” begitu kata pembuka saat bertegur sapa dengan Syamsul Fajri LC, baru-baru ini. Syamsul pulang mengujungi kampung halamannya di Kalua, Tabalong.

Syamsul memang telah akrab dengan Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group) karena media ini pernah mengangkat kisah sang ustad berapa tahun lalu. Jebolan terbaik MAK Normal Islam Putera Rakha 2006 itu dikontrak satu bulan full untuk menjadi Imam di Masjid Alice Spring Sidney, Australia, selama Ramadan 1435 Hijriah.

Dia bahkan dipanggil Syekh di Australia meski usianya masih relatif muda. Tahun ini dia memasuki 30 tahun. “Syekh panggilan bagi orang yang alim. Namun saya sempat malu, sebab belum pantas menerima panggilan itu,” ucapnya merendah.

Kepulangannya ke tanah air, di samping fokus penyelesaian tesis (penelitian untuk jenjang S2, Red), dia juga memenuhi undangan teman dan sahabat untuk bisa memberikan pengajaran kepada adik-adik di pesantren.

“Saya bukan pengajar tetap di ponpes ini (Rakha, Red). Hanya mengisi saja. Di samping nanti akan mengisi seminar Internasional bersama Adinda Ustaz Asal bin Yanto Ahad 5 Agustus 2018 (kemarin),” sampainya.

Ustad Syamsul yang fasih berbahasa asing baik Arab dan Inggris itu juga diberikan mandat menjadi imam masjid di Mesir. Tak ayal ketika tes hafalan Alquran seleksi masuk Al-Azhar kala itu, nilainya tertinggi se-Indonesia.

Padahal ada ribuan peserta asal Indonesia yang ikut tes. Dia kemudian menjadi Imam Masjid Ar-Rahman Mesir dan menjadi Imam masjid favorit mahasiswa Indonesia selama 3 tahun sejak tahun pertama di Mesir.

Syamsul adalah anak kedua dari enam bersaudara. Dia lahir dari pasangan Ahmad Rifa’i dan Haslah di Tamunti, Kecamatan Pugaan, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Meski sebagian besar masa mudanya digunakan untuk belajar di luar negeri, dia mengaku akan memilih Indonesia sebagai ladang jariyah dan dakwahnya nanti. “Saya pulang ke Indonesia saat ini untuk fokus tesis penelitian. September nanti rencana sudah kembali ke Mesir lagi,” ucapnya.

Selain di Al-Azhar, Syamsul juga mengenyam bangku S2 di perguruan tinggi di American Open University. Dia memang mencintai ilmu juga gemar mengamalkannya

. “Ibadah dan pendidikan harus selaras. Tidak boleh pincang. Sebab menempuh pendidikan juga ladang ibadah, terlebih bisa diaplikasikan ke umat nantinya,” ungkapnya yang mengaku guru yang menginspirasinya saat di Al-Azhar adalah Syeikh Ayyasyi Al Hammusi.

Syamsul muda ini menyempurnakan ibadahnya dengan mempersunting Fitriyani Hawary binti Abdul Wahab yang juga Alumnus Universitas Al-Azhar dan jebolan MA Normal Islam Puteri Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai. Pasangan ini telah dikaruniai dua orang anak.

 

(fab/jpg/ce1/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *