Warga Sukabumi Pilih Konsumsi Beras Bulog Gara-gara Beras Lokal Mahal

SUKABUMI – Beras bersubsidi pemerintah yang kini sudah mulai dijual di pasar tradisional Kota Sukabumi diminati banyak pembeli, lantaran harganya murah.

Pemilik Kios Beras Nengsri di Pasar Gudang, Tipar, Kota Sukabumi, Didin mengungkapkan, harga beras subsidi atau beras jenis premium OP Bulog dijual Rp9.400/kg.

Bacaan Lainnya

Didin mengaku, sejak dirinya menjual beras Bulog tersebut tiga hari lalu, beras tersebut laris manis dibeli konsumen.

Menurutnya, beras Bulog jadi alternatif konsumen lantaran harga yang terjangkau di tengah ekonomi masyarakat yang sedang sulit.

“Memang harganya murah dan kualiasnya juga lumayan bagus, jadi banyak masyarakat yang beralih membeli beras Bulog ini. Tiap hari kita jualan pasti habis terus,” terang Didin yang ditemui Radar Sukabumi di kiosnya, Senin (13/2/2023).

Sementara itu, untuk harga beras lainnya diakui Didin semenjak satu bulan ini harga beras mengalami kenaikan harga yang signifikan. Seperti harga beras jenis lokal atau medium, dijual dengan kisaran harga Rp11.200/Kg naik dari harga sebelumnya yakni Rp9.600/kg. Harga beras jenis premium dari harga Rp10.800/Kg kini naik menjadi Rp12.500/Kg.

“Kenaikan harga beras ini lantaran belum adanya panen raya sehingga pasokan tidak mencukupi, tapi sepertinya bulan depan harga beras mudah-mudahan bisa turun karena sudah memasuki panen raya,” harapnya.

Sementara itu, Pipit salah seorang konsumen mengaku beberapa hari ini ia beralih menggunakan beras Bulog karena harganya yang murah.

“Kalau sehari-hari saya biasa itu pakai beras kualitas medium, tapi sekarang mahal banget karena kebutuhan pokok yang lainnya juga pada mahal, pas ada info beras subsidi ini saya coba ya lumayan mengurangi pengeluaran,” ucap Pipit.

Meski harganya yang lumayan jauh dari harga beras lainnya, namun menurut Pipit kualitas beras subsidi tersebut juga lumayan bagus. Namun, ia pun berharap pemerintah bisa menstabilkan harga beras dan juga bahan pokok lainnya.

“Harapannya biar diturunkan ya apalagi sekarang minyak yang subsidi itu mulai langka lagi,” pungkasnya. (wdy)

 

Pos terkait