Subsidi Habis, BTN Siasati dengan BP2TB

widi/radarsukabumi PROPERTI : Sejumlah pekerja bangunan tengah merampungkan pengerjaan rumah subsidi.

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com  – Kepala Cabang Bank Tabungan Negara (BTN) Sukabumi Andy Ruchmono mengatakan, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk perumahan subsidi akan rampung di September 2019 ini. Untuk itu, BTN pun hanya menampung kuota penyaluran kredit KPR subsidi di wilayahnya sekitar 250 unit.

Hal itu terjadi setelah adanya peraturan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang akan memangkas subsidi dalam bentuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Pasalnya, kuota FLPP BTN telah habis terserap.

Bacaan Lainnya

“Untuk KPR FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tahun anggaran 2019 itu, untuk Sukabumi akan berakhir di September ini dengan kuota yang diberikan kurang lebih 250 unit rumah subsidi yang akan kita beri penyaluran kreditnya,” terangnya saat ditemui Radar Sukabumi, kemarin (4/9).

Dikatakannya, selama 2019, BTN Cabang Sukabumi telah manergetkan 1000 rumah subsidi yang tersebar di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi. Dari target tersebut hingga Agustus ini sudah terserap hingga 780 unit rumah subsidi yang terjual.

Dikatakan Andy, adanya pemangkasan kuota ini tidak terlepas dari sejumlah protes dari para pengembang. Sebab, dengan adanya pemangkasan kuota tidak sedikit pengembang yang gulung tikar karena rumah subsidinya tidak bisa terjual. Padahal di Sukabumi sendiri rumah subsidi terbilang banyak diminati masyarakat, dibanding perumahan komersil.

Menanggapi hal tersebut, dirinya tidak tinggal diam. Pihaknya sudah menyediakan program pengganti untuk masalah rumah subsidi ini. Salah satunya program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2TB). Rencananya program tersebut ini mulai diberlakukan pada Oktober 2019.

“Jadi September KPR FLPP untuk MBR ini kita habis, nah untuk yang tidak kebagian penyaluran ini bisa mengajukan melalui program BP2TB yang akan mulai dilaksanakan pada Oktrober tahun ini. Program itu sebenarnya program yang digaungkan oleh Kementerian PUPR melalui BTN,” terangnya.

Program BP2TB sendiri dibuat untuk mengatasi kekurangan kuota FLPP untuk rumah bersubsidi. BP2BT adalah kredit kepemilikan rumah bersubsidi yang merupakan program kerja sama antara BTN dengan Kementerian PUPR, diberikan bersama dengan subsidi uang muka kepada masyarakat yang telah mempunyai tabungan untuk pembelian rumah tapak dan pembangunan rumah swadaya.

“Syaratnya, nasabah hanya memerlukan rekening tabungan selama enam bulan terakhir,” imbuhnya.
Penyaluran BP2TB berbeda dengan skema KPR FLPP. “BP2TB ini kita memberikan penyaluran di selisih bunganya,” ucapnya.

Adapun skema KPR BP2TB merupakan program subsidi perumahan yang menyasar MBR, dengan pekerjaan informal atau berpenghasilan tidak tetap namun telah memiliki tabungan. Skema itu menyubsidi uang muka sebesar 5 persen dari nilai rumah yang di-KPR-kan.

Adapun untuk rumah yang diajukkan mulai dari harga Rp130 juta, dan nasabah hanya boleh memilih lokasi kredit rumah sesuai domisili tempat tinggal nasabah.

“Untuk BP2TB ini kita tidak dibatasi mulai dari harga rumah, misal nasabah ini mau rumah yang harganya Rp200 juta itu bisa kita bantu dan tanahnya juga tidak harus 30/60, lebih dari itu juga luasnya bisa. Hanya saja untuk BP2TB harus sesuai zonasi. Artinya jika si nasabah berdomisili di Cibadak, maka pengajuan rumah kreditnya harus di kawasan itu juga dengan harapan kedepannya akan ada pemerataan di setiap daerah,” tutupnya.

 

(wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *