Pemerintah Andalkan Milenials dan Emak-emak Muda

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) yang masih defisit harus dibiayai melalui utang. Defisit transaksi berjalan sepanjang 2018 diperkirakan sekitar 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) masih menjadi pekerjaan pemerintah yang harus dibenahi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dibutuhkan investor baru yang dapat menutupi defisit tersebut melalui serentetan surat berharga negara (SBN). Adapun SBN yang bisa diserap investor ritel yakni Savings Bond Ritel (SBR).

Bacaan Lainnya

SBR merupakan salah satu instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia (WNI). Selain itu ada Sukuk ritel yang berbasis syariah. Tercatat, generasi milenial dan Ibu rumah tangga merupakan dua segmen investor terbesar yang berinvestasi SBR.

“Ada beberapa opsi. Kita lihat growing milenials dan ibu rumah tangga. Dua segmen yang sangat baik. Usia milenial cukup tinggi tumbuh dari sisi investornya,” ujarnya di gedung Kemenkeu Jakarta, Selasa (29/1).

Melalui SBR menjadi strategi pemerintah untuk menjaring segmen ritel Indonesia. Pasalnya, komunitas investor ritel jauh lebih kuat dan tak mudah terombang-ambing.

“Dari sisi jumlah investor milenial growing sangat baik dan membuat kita berbesar hati bahwa investor semakin banyak,” tuturnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *