Jamur Tiram, Bisnis Rumahan Menggiurkan

Rumah produksi jamur tiram yang terketak di Kampung Salagombong RT02/04, Desa Sukadamai, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi ini, terbilang unik. Sang pemilik, Ali Sopyan merintis usaha ini dari hasil nonton video turorial dari YouTube.

DINNA AGUSTINA, Sukabumi

Sejak tiga bulan lalu, Ali memutuskan untuk membuka usaha jamur tiram.
Awalnya ia terinspirasi dari anaknya yang doyan makan jamur krispi. Hampir satu kilo gram (Kg) jamur krispi dilahap anaknya sendiri. Dari situ, Ali dan istri mencari tahu proses pembuatan jamur tiram.
Berulang kali menemukan kegagalan, namun dirinya tidak gentar untuk terus mencoba.
“Belajar dari sebuah kegagalan, kami mencoba terus bangkit pantang menyerah dan sampai sekarang produksi jamur tiram ini berhasil diproduksi,”katanya saat ditemui Radar Sukabumi.
Sebelum menjadi pemilik rumah industri jamur tiram, ia acap kali menonton Youtube. Dicarinya tutorial pembuatan jamur.
“Dari situ saya langsung praktikan di rumah,”tuturnya.
Mulanya, ia mengumpulkan serbuk gergaji dari pohon jenjeng, sengon dan kayu yang lembut dan menjauhi kayu bertekstur keras.
“Untuk serbuk gergaji saya membeli dari pegawai gesek, daripada limbahnya tidak terpakai mending dimanfaatkan untuk media jamur tiram ini,”ucapnya.
Satu karung serbuk gergaji ia beli seharga Rp2000.
“Satu karung beratnya 7 kg,”ulasnya.
Tidak hanya serbuk gergaji saja, Ali juga mencampurnya dengan dedak 15 kg ditambah jagung giling 2 kg dan kapur bangunan 2 kg. Setelah itu, barulah tahapan pengepresan.
“Kami masih menggunakan alat manual seperti botol dan setelah itu dikukus selama 8 jam dan penyetiman,”imbuhnya.
Sesudah itu baru inakulasi, mencapurkan bibit jamur f2 dan proses inkubasi selama 40 hari. Kemudian masuk ke tahap kumbung selama empat sampai lima hari.
Setelah panen, jamur tiram yang dihasilkan ia pasarkan ke pedagang sayuran dan masyarakat.
“Usaha ini masih terbilang baru, jadi hasil panennya pun 13 kg per hari,”ulasnya.
Ali menjual jamurnya seharga Rp12 ribu/kg ke tukang sayur yang sudah berlangganan.
Rumah produksi jamur tiram ini bisa memproduksi 1000 baglok dalam sehari, dipanen setiap hari.
“Kekuatan baglognya bisa bertahaan sampai empat bulan dan delapan kali tumbuh, tergantung nutrisi. Kalau nutrisinya bagus sampai delapan bulan pun bisa,”paparnya.
Usaha ini dipilihnya lantaran modal yang dikeluarkan terbilang sedikit, hanya Rp150 ribu bisa menghasilkan 1500 baglok.
“Saat ini omzet per hari sampai Rp120 ribu, karena masih sedikit untuk menghasilkan jamur. Kalau dihitung satu bulan, omzet kita Rp1.700.000,”paparnya.
Ali ingin usahanya makin lancar dan harga jual jamur di pasaran tetap stabil di angka Rp15 ribu per kg.(*/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *