Ingin Regulasi Lebih Menarik Ketimbang Vietnam

TERDAMPAK RELOKASI: Aktivitas produksi di PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD), Sidoarjo, beberapa waktu lalu.

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – Ekspor mebel tahun lalu cenderung lambat. Sebab, para pemilik modal asing beramai-ramai merelokasi pabrik mereka di Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng) ke Vietnam. Kini para pelaku industri perlu bekerja sama dengan pemerintah untuk menerapkan teknologi canggih guna menggaet para investor.

Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur menyebut investor Tiongkok sebagai prioritas. Jika para pengusaha mebel dari Negeri Panda bersedia menanamkan modal di Indonesia, industri mebel akan bisa tumbuh signifikan.

Bacaan Lainnya

“Harus ada booster dengan regulasi yang menarik. Kalau bisa, ya lebih menarik dari Vietnam,” katanya.
Sobur memang secara khusus menyebut Vietnam. Sebab, pertumbuhan industri furnitur terus meningkat selama tiga tahun terakhir.

Ekspor mebel Vietnam tumbuh sampai 38 persen dalam tiga tahun. Artinya, tiap tahun rata-rata pertumbuhannya lebih dari 12 persen.

“Tahun ini pertumbuhan ekspor mebel Indonesia diperkirakan naik lima persen dari tahun lalu,” paparnya.

Tanpa keterlibatan pemodal asing dan relokasi pabrik milik mereka ke Indonesia, kinerja ekspor mebel tidak akan bisa lebih dari lima persen setiap tahun. Sejak ada banyak pabrik yang pindah ke Vietnam, performa Indonesia memburuk.

“Dari USD 2,5 miliar (setara Rp 35,65 triliun) pada 2017, turun menjadi USD 1,7 miliar (sekitar Rp 24,24 triliun) tahun lalu,” kata Sobur.

Dia menyayangkan kalahnya kinerja ekspor mebel Indonesia dari Vietnam. “Secara luas wilayah, Indonesia jauh lebih besar. Apalagi, bahan baku dan sumber daya manusianya mendukung. Tinggal regulasi yang ramah investasi harus dipercepat,” urainya.

Regulasi yang dianggap tidak mendukung bisnis adalah perizinan tenaga kerja asing. Menurut Sobur, biaya memasukkan tenaga kerja asing ke Indonesia jauh lebih mahal daripada ke Vietnam.

Sementara itu, General Manager PT Wahana Kemalaniaga Makmur Sofianto Widjaja menyatakan, untuk mendukung penggunaan teknologi, pihaknya akan rajin menggelar pameran.

 

(res/c5/hep)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *