Indonesia, Pasar Fesyen Muslim Terbesar Kedua

Perhelatan MUFFEST merupakan langkah konkret untuk memajukan industri fesyen muslim Indonesia, dan mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia.

JAKARTA – Indonesia bertekad menjadi kiblat fesyen muslim dunia pada 2020.

Guna mencapai target tersebut, industri fesyen muslim terus didorong untuk memproduksi dan meningkatkan kreativitasnya.

Hal itu ditegaskan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat membuka Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019, di Jakarta, Rabu (1/5).

Perhelatan yang digelar Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersama dengan Dyandra Promosindo itu digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 1-4 Mei 2019.

Catatan Kementerian Perindustrian, penduduk muslim Indonesia mencapai 24 persen dari populasi dunia.

Artinya, potensi pasar fesyen muslim begitu besar. Dia mendorong pembeli (buyer) internasional untuk melirik pasar Indonesia.

“Pertumbuhan market fesyen muslim dunia terus tumbuh dari USD 270 miliar terus naik hingga USD 361 miliar pada 2023.

Di Indonesia sampai USD 20 miliar.

Pertumbuhan 18 persen, yaitu 3 kali pertumbuhan ekonomi nasional.

Harus didorong terus,” tegas Airlangga dalam pidatonya.

Airlangga mengatakan, Indonesia merupakan salah satu pasar fesyen muslim terbaik kedua setelah Uni Emirat Arab.

Airlangga mengapresiasi usaha para desainer dan perajin lokal yang sudah mengembangkan kreativitas.

“Kita kedua setelah UEA. Wajar mereka kan Arab ya, tapi Indonesia berpenduduk muslim terbesar tentu besar potensinya,” katanya.

Airlangga menyebutkan, industri fesyen tidak hanya soal kain, tekstil, dan garmen.

Akan tetapi mencakup aksesoris, make up, dan perhiasan.

“Yang disebut fesyen itu life style, bukan hanya garmen.

Pertumbuhaan semuanya itu di atas 15 persen. Tentu pemerintah harus mendukung,” ungkapnya.

Dirinya mendorong agar busana muslim semakin banyak bernuansa ready to wear dan streetwear agar semakin kekinian dikenakan pasar yang universal.

Hal senada diungkapkan National Chairman IFC Indonesia Fashion Chairman Ali Charisma.

Menurutnya para desainer Indonesia sudah berupaya untuk mewujudkan ciri khas dan keunikan dalam setiap sentuhan desainnya.

“Indonesia punya kekuatan lokal dan etikal fesyen.

Busana modest wear kita punya ciri khas fesyen busana yang jelas.

Busana muslim Indonesia juga sangat variatif yang didesain oleh desainer muda dan profesional,” kata Ali.

(mar)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *