Harga Cabe Rawit Merah “Pedas” Rp 70 ribu Perkilogramnya

pedang cabe kota sukabumi
Seorang pedang cabe saat melayani pembeli.

SUKABUMI – Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan pada pekan pertama 2020 ini. Komoditas yang kerap menjadi buruan ibu-ibu ini naik hingga Rp 70 ribu dari pekan sebelumnya Rp 48 ribu dalam setiap kilogramnya.

Hasil monitoring bahan pokok dan penting yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, Perdagangan Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kota Sukabumi, sejumlah bapokting mengalami lonjakan harga.

Bacaan Lainnya

Mulai dari, Cabe keriting merah naik dari Rp.32.000 jadi Rp.38.000 perkilogramnya, Cabe keriting hijau naik dari Rp.20.000 jadi Rp.25.000/kg, Cabe rawit merah naik dari Rp.48.000 jadi Rp.70.000/ kg. Sedangkan, Daging ayam broiler Turun dari Rp.35.000 jadi Rp.33.000/kg dan Bawang merah turun dari Rp.32.000 jadi Rp.30.000 perkilogramnya.

Kepada Radar Sukabumi, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Perdagangan Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kota Sukabumi, Heri Sihombing mengungkapkan, kenaikan harga komoditas jenis cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi diakibatkan oleh kurangnya suplai dari para petani.

“Kenaikan sebenarnya dikarenakan faktor ekonomi, ketika permintaan tidak sesuai dengan ketersediaan sehingga berdampak terhadap harga yang merangkak naik. Memang, kenaikannya cukup signifikan mencapai Rp 22 ribu dalam setiap kilogramnya, sehingga saat ini untuk cabe rawit merah harganya Rp 70 ribu perkilogramnya,” jelasnya kepada Radar Sukabumi,  (6/1).

Sedangkan untuk bapokting lainnya, lanjut Heri, masih tergolong stabil. Baik itu harga, ketersediaan hingga pendistribusiannya. Adapun faktor cuaca, Heri enggan berspekulasi lebih karena memang biasanya tanaman jenis cabe jika terus menerus diguyur hujan tidak baik.

“Untuk bapokting lainnya masih stabil, kami pun terus pantau dalam setiap pekannya. Kalau menurut saya, kenaikan harga cabe itu bisa juga mungkin karena intensitas hujan yang akhir-akhir ini cukup tinggi,” tutupnya.

Hal senada disampaikan Iwan, salah satu pedagang di Pasar Gudang, Tipar Gede, Kecamatan Citamiang. Menurutnya, selain harga cabe rawit melambung, ketersediannya pun terbatas. Menurutnya, hal ini kerap terjadi apabila curah hujan tinggi karena berpengaruh terhadap tanaman.

“Ya pak sekarang naik harganya, sudah kurang seminggu lah mulai naik, barangnya juga langka. Kami sebagai pedagang tidak bisa apa-apa, walaupun memang terkadang namanya pembeli kadang protes,” singkatnya. (upi/e)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *