BRI Ingin Punya Satelit Lagi

ILUSTRASI: BRIsat.

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, sudah memiliki satelit BRIsat. Kini BRI akan meningkatkan kapasitas jaringan komunikasi dengan berencana meluncurkan satelit high throughput satellite (HTS) baru melalui mitra PT Satkomindo Mediyasa pada akhir 2023.

“Melalui salah satu partner, kami berencana meluncurkan satelit HTS sebagai upaya meningkatkan kapasitas,” kata Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo di Jakarta, baru-baru ini.

Bacaan Lainnya

Indra menjelaskan, Satkomindo akan menjadi mitra strategis bagi BRI untuk pemenuhan reliabilitas dan kebutuhan jaringan komunikasi di masa mendatang. Menurut dia, hal ini perlu dilakukan agar BRI dapat lebih fokus pada transformasi digital yang akan menjadi kunci pada strategi dan bisnis BRI di masa mendatang.

“Pemenuhan kebutuhan jaringan komunikasi satelit melalui Satkomindo, akan memberikan fleksibilitas ketersediaan kapasitas, dengan biaya operasi yang kompetitif dan kinerja yang andal,” katanya.

Sebagai strategic partner BRI, kata Indra, Satkomindo akan meluncurkan satelit baru berteknologi HTS berkapasitas sekitar 150 Gigabit per second (Gbps) dengan menggunakan spektrum frekuensi Ku- dan Ka-band.
“Sebagian kapasitasnya akan digunakan oleh BRI, dan lainnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan layanan internet Indonesia, sehingga membantu mengurangi shortage supply transponder satelit di Tanah Air,” katanya.

Indra menjelaskan dalam hal regulasi, perizinan satelit HTS Satkomindo tersebut tidak berkaitan dengan izin telekomunikasi mhusus (telsus) BRI. Sebagai badan hukum yang terpisah dari BRI, Satkomindo telah menjadi penyelenggara telekomunikasi di Indonesia, seperti halnya Telkom maupun Indosat, sehingga Satkomindo dapat memberikan layanan BRI maupun customer lainnya.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Satkomindo bahwa pada awal 2020 agar menyiapkan backup diversity dengan bekerja sama dengan operator satelit lain sebagai upaya mitigasi risiko apabila terjadi anomali pada satelit BRIsat,” jelas Indra.

Sementara itu, CEO Satkomindo Abing Rabani menjelaskan, saat ini pihaknya dalam proses penjajakan kerja sama dengan operator satelit domestik, operator satelit internasional, dan manufaktur satelit internasional yang telah berpengalaman dalam desain, manufaktur, dan pengoperasian satelit HTS.

“Sebanyak 18 operator satelit dan sembilan manufaktur satelit internasional telah menyatakan minatnya untuk ikut berpartisipasi dalam seleksi sebagai mitra Satkomindo,” katanya.

Melalui mekanisme partnership, katanya, maka akses teknologi HTS akan dapat dilakukan dengan lebih cehtspat dan lebih mature dalam hal desain dan operasional di sisi space segment dan ground segment. PT Satkomindo Mediyasa yang 99 persen sahamnya dimiliki Yayasan Kesejahteraan Pegawai BRI dan PT Bringin Gigantara sebesar 1,0 persen, sejak 2002 telah fokus berbisnis di bidang pengoperasian satelit sebagai operator very small aperture terminal (VSAT).

Satkomindo memiliki lisensi penyelenggara jaringan tetap tertutup (jartup) dan pada 2019 telah mendapatkan persetujuan Kementerian Kominfo sebagai pengelola slot orbit satelit geostasioner di Indonesia yang telah terdaftar di badan International Telecommunication Union (ITU).

 

(ant)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *