JAKARTA – Tahun ini, pemerintah menargetkan angka inflasi bisa terjaga pada sasaran 3,5 plus minus 1 persen. Namun, Bank Indonesia memperkirakan target tersebut akan lebih tinggi pada tahun depan.
“Inflasi tahun depan 3,5 persen plus minus 1 persen. Proyeksi 3,6 persen itu inflasi IHK (indeks harga konsumen),” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (26/7).
Jika benar demikian, maka capaian tersebut jauh lebih tinggi dibanding beberapa periode terakhir. Pada 2015, angka inflasi berada di posisi 3,35 persen secara tahun ke tahun (yoy), kemudian pada 2016 sebesar 3,02 persen (yoy), 2017 sebesar 3,61 persen (yoy) dan pada 2018 hingga bulan Juni tercatat sebesar 3,12 persen.
Untuk itu, bank sentral akan berupaya agar angka inflasi bisa sesuai sasaran. Salah satunya dengan menjaga inflasi pada volatile food.
“Volatile food, kita akan upayakan sesuai dengan kesepakatan TPI (tim pengendali inflasi), itu adalah bisa 4-4,5 persen secara nasional,” tuturnya.
Pihaknya juga akan memantau perkembangan inflasi volatile food yang terjadi di daerah. Bila masih lebih tinggi, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah.
“Di masing-masing daerah akan dilihat, volatile food-nya sudah sangat rendah, dan beberapa daerah lain memang harus berupaya secara kuat untuk menurunkan inflasi volatile food,” pungkasnya.
(hap/JPC)