6 Gerai Giant Tutup, Padahal Laba Bersih Sedang Naik

BAKAL TUTUP: Giant di Jalan Raya Jati Makmur, Bekasi, Jawa Barat akan tutup. Gerai ini menggelar diskon besar-besaran untuk menghabiskan stok. (Igman Ibrahim/JawaPos.com)

RADARSUKABUMI.com – Jaringan ritel PT Hero Supermarket Tbk memutuskan untuk menutup enam gerai Giant yang berada di Jakarta.

Enam gerai itu adalah Giant di Cinere Mall, Mampang, Pondok Timur, Jatimakmur, Cibubur, dan Wisma Asri.

Bacaan Lainnya

Di bagian depan Giant Ekspres Mampang, misalnya, sudah ada spanduk pengumuman bahwa gerai akan tutup dan menggelar diskon barang hingga 50 persen.

Penutupan tersebut dikabarkan efektif mulai 28 Juli 2019. Sampai berita ini ditulis, memang belum ada konfirmasi yang detail soal alasan Hero Supermarket menutup enam gerai tersebut.

Jawa Pos berusaha menghubungi External Communication Manager Hero Supermarket Fia Arwinta, tetapi belum ada jawaban.

Saat kabar tersebut dikonfirmasi ke Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), di mana Hero Supermarket menjadi anggota, Ketua Umum Aprindo Roy Mandey juga mengaku belum mendapat laporan resmi.

”Sampai hari ini (kemarin, Red), kami belum mendapat rilis resmi dari anggota kami ini (Hero Supermarket, Red),” tutur Roy kepada Jawa Pos.

Namun, dia mengatakan, dari pengamatan dan diskusi dengan anggotanya, khususnya pihak Hero Supermarket, penutupan gerai adalah salah satu langkah korporasi untuk mengubah model bisnis.

Model gerai ritel dengan large size area akan dikurangi untuk beralih ke medium size area.

”Itu karena perilaku konsumen saat ini sudah berbeda. Mereka sudah tidak ingin berlama-lama berkeliling. Mereka maunya direct buying. Masuk ritel, cari barang yang dimau, langsung bayar,” beber Roy.

Pertimbangan kedua terkait dengan lokasi. Di tengah persaingan yang semakin ketat, pelaku industri ritel perlu mencari lokasi terbaik untuk gerainya.

Jika memang gerai di suatu lokasi tak menunjukkan performa penjualan yang baik, wajar saja pelaku ritel berpikir untuk menutupnya, kemudian mencari lokasi baru yang lebih strategis.

”Harus relokasi ke daerah yang lebih menjanjikan. Jika tidak, justru menjadi beban perusahaan,” urai Roy.

Roy menegaskan, jika melihat data terakhir 2018, kondisi keuangan Giant tidak mengkhawatirkan.

”Masih menunjukkan kenaikan laba bersih,” tegasnya.

Ada kemungkinan juga pelaku usaha ritel mengubah konsep ritelnya menjadi lebih mixed-use.

Tak hanya berjualan barang seperti ritel konvensional, tetapi juga mengombinasikan dengan lebih banyak gerai kuliner dan sebagainya.

Roy optimistis penutupan tersebut akan diimbangi dengan ekspansi.

(agf/c11/oki/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *