Alasan Peneliti AS Sebut Covid-19 Tak Akan Musnah, Meski Di Vaksin Tetap Sakit

Ilustrasi warga Singapura beraktivitas di tengah pandemi Covid-19 dengan mengenakan masker. Covid-19 di masa mendatang disebut bakal seperti penyakit flu (MARK CHEONG/ST)

JAKARTA — Enam bulan ke depan akan menentukan apa yang akan terjadi pada pandemi Covid-19 setelah berbagai pengembang vaksin merilis vaksin Covid-19 dan disuntikkan pada populasi. Apakah vaksin itu akan efektif dan memberikan kekebalan kepada orang-orang atau gagal. Lalu bagaimana dengan Covid-19 di masa depan? Bisakah kehidupan normal sebelum pandemi?

Meski sulit untuk percaya bahwa pandemi akan berakhir, data dari virus Korona sebelumnya seperti SARS dan MERS membuktikan bisa berakhir. Namun, bukan berarti SARS-CoV-2 akan hilang sama sekali karena sulit memberantas penyakit menular meski dengan vaksin yang sangat efektif.

Bacaan Lainnya

Dilansir dari Science Times, Senin (18/1), menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science, Peneliti dari Emory University, Atlanya dan Tge Pennsylvania State University, University Park, AS menjelaskan kemungkinan besar Covid-19 tidak akan hilang di masa depan. Sebaliknya, penyakit itu akan berubah menjadi penyakit musiman seperti flu atau influenza tahunan.

Para peneliti meninjau bagaimana virus Korona lain di masa lalu untuk lebih memahami bagaimana virus Korona jenis baru berperilaku di masa depan. Dari 6 virus Korona yang diketahui, 4 di antaranya dapat menyebabkan flu biasa, sementara dua lainnya yang disebut SARS dan MERS, lebih mematikan seperti SARS-CoV-2.

Sementara SARS dan MERS sebagian besar tertahan dan tidak pernah benar-benar menyebar ke seluruh dunia seperti besarnya SARS-CoV-2. Keempat virus Korona telah menjadi endemi di banyak tempat di seluruh dunia karena mereka secara teratur melewati populasi dan menyebar dengan mudah.

Para peneliti menggunakan karakteristik 4 virus Korona endemi untuk membuat model yang akan mengetahui apa yang mungkin terjadi pada SARS-CoV-2 di tahun-tahun mendatang. Studi mereka menunjukkan bahwa semakin banyak anak di bawah lima tahun yang terpapar virus Korona baru, mereka akan memiliki respons kekebalan yang lebih baik. Dan kasus yang lebih ringan akan mereka dapatkan, seperti laporan Popular Science.

Studi tersebut memprediksikan bahwa sekali lagi orang mendapatkan vaksinasi atau terpapar virus, SARS-CoV-2 pada akhirnya juga akan menjadi virus endemik. Terutama akan menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun dalam bentuk penyakit yang relatif jinak.

Berapa Lama Kekebalan Vaksin COVID-19 Bertahan?

Menurut CDC, dibutuhkan waktu beberapa minggu bagi tubuh untuk membangun kekebalan terhadap Covid-19 setelah vaksinasi. Artinya masih mungkin tertular SARS-CoV-2 setelah divaksinasi dan tetap sakit karena vaksin belum cukup waktu untuk memberikan perlindungan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *